Balasan Sejenis dengan Perbuatan; Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Ada kaidah ini berbunyi:
الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ
“Balasan sejenis perbuatan”.
Kaidah ini berkaitan dengan tiga hal tentang Allah yaitu Al-Ḥakam (الْحَكَمُ) Maha Pemberi Keputusan, Al-Ḥakîm (الْحَكِيْمُ) Maha Bijaksana, dan Al-Adl (Maha Adil).
Kaidah ini menunjukkan bahwa seringkali balasan yang diterima seseorang itu bentuknya identik dengan perbuatan yang dia lakukan.
Contoh Penerapan Kaidah
Kaidah ini memilik banyak contoh dan dibahas oleh ulama Mesir bernama Syekh Dr Sayid Husain al-Affani dalam kitabnya Al Jazâ` min Jins al ‘Amal setebal dua jilid (954 halaman).
Firman Allah:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
“Mereka (orang-orang munafik) hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (al-Baqarah 9)
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللَّهِ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.” (al-Maidah 48).
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa ditanya tentang ilmu yang dia ketahui tetapi dia menyembunyikannya, maka Allah akan membelenggu (mulutnya)nya dengan belenggu dari api pada Hari Kiamat.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Imam ‘Abdur Rauf al Munawi dalam Faydh al Qadîr menerangkan, itu sebagai balasan untuknya karena dulu dia membelenggu dirinya dengan diam saat harusnya bicara
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menghilangkan salah satu kesusahan dunianya seorang mukmin maka Allah hilangkan satu kesulitannya di Hari Kiamat, barang siapa memudahkan orang yang sulit membayar hutang maka Allah mudahkan dia di dunia dan akhirat, barang siapa menutupi aib seorang Muslim maka Allah tutupi aibnya di dunia dan akhirat, Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya, dan barang siapa menempuh satu jalan untuk memperoleh ilmu maka Allah mudahkan untuknya satu jalan menuju surga.” (HR Muslim)
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa bershalawat kepadaku sebanyak satu kali maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.” (HR Muslim).
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering melihat penerapan kaidah: “balasan sejenis perbuatan” ini. Orang cenderung mendapatkan balasan yang bentuknya tidak jauh dari perbuatannya.
Orang yang bersedekah akan berkah hartanya. Orang yang sering berkata bohong maka kata-katanya akan tidak dipercaya orang lain. Orang yang tidak mengisi tubuhnya dengan makanan dan minuman dengan aturan Allah (baca: puasa) akan lebih sehat tubuhnya.
Orang yang memperoleh harta dengan cara yang buruk akan mudah menghabiskan hartanya untuk hal yang juga buruk. Intinya adalah: Orang mendapatkan balasan dalam bentuk yang tidak jauh dari perbuatan baik maupun perbuatan buruknya.
Referensi
- Al Jazâ`min Jins al ‘Amal karya Syaikh Dr. Sayid Husain al ‘Affani
- Faydh al Qadîr Syarḥ al Jâmi’ ash Shaghîr karya Imam ‘Abdur Rauf al Munawi VI/189. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni