Hukum Kartu Kredit dan Asuransi; Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Ustadz, mohon izin bertanya:
- Bagaimana hukum kartu kredit? Halal atau haram?
- Saya membeli sepeda motor melalui pendanaan syariah, tetapi kok masih ada sistem asuransi? Saya pernah mendengar ada ustadz bilang tidak boleh, sebab asuransi itu transaksi yang tidak jelas.
Mohon penjelasannya Ustadz. Terima kasih.
Jawaban
Hati-hati jika Anda memakai kartu kridet, karena penggunanya dianggap orang lebih dari mampu, sehingga ia mendapatkan berbagai fasilitas kemudahan bertransaksi sesuai dengan ragam jenis kartunya. Bahkan Anda mendapatkan talangan untuk kebutuhan Anda.
Bagaimana tidak, ingin ini dan itu tinggal gesek, kayak raja atau ratu gesek gitu. Siapa yang tidak suka dengan berbagai kemudahan seperti ini.
Oleh sebab itu pemiliknya harus siap menerima berbagai risiko. Bunga yang dibebankan cukup tinggi bahkan bisa jadi ada yang lebih tinggi dari rentenir. Maka harus diwaspadai jika uang yang dibelanjakan lebih besar dari pada yang didopositkan.
Itu pun banyak yang tidak memberi jasanya, karena memang pemegang karti kredit dipersepsikan orang yang tidak butuh jasa. Apalagi pemegang kartu kredit sering terjangkit penyakit harga diri jika sudah bersama teman kencan atau relasi bisnisnya. Maka bukan manfaat yang ia dapatkan justru mudharat-nya lebih besar. Saat itulah Anda dapat menghukumi keharamannya.
Namun jika dengan kartu kredit Anda sangat merasa diuntungkan, tentunya Anda kesulitan untuk ke hypermarket harus membawa uang segudang dan dengan gesekan kartu kredit lebih efektif, maka kenapa Anda tidak memanfaatkan kemudahan tersebut?
Terkait asuransi, jika Anda persepsikan menggadaikan nyawa untuk urusan dunia sungguh sangat keterlaluan, namun jika Anda persepsikan takaful, untuk saling menolong peserta asuransi jika terkena musibah sungguh sangat mulia.
Siapa di antara kita yang ingin kecelakaan hanya agar mendapatkan jaminan asuransi? Orang yang tidak memiliki pegangan akidah, ia rela membunuh orang tuanya agar dapat mencairkan asuransinya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni