Saat Gaji Istri Lebih Besar daripada Suami; Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Ustadz, saya seorang wanita karier. Gaji saya bisa dibilang empat kali lebih besar daripada gaji suami. Suami saya suka sekali liburan dan minta makan di tempat yang mahal, bahkan hampir setiap pekan seperti itu, tapi itu semua saya yang mengeluarkan uang.
Padahal saya tidak pernah diberi uang hasil kerja suami (mungkin karena suami berpikir gaji saya besar). Dan kini sepertinya anak saya yang berusia enam tahun memiliki sifat seperti suami saya. Tiap hari Ahad atau libur minta jalan-jalan. Ustadz yang ingin saya tanyakan
- Bagaimana memberi pengertian pada suami agar lebih hemat dan tidak boros. Karena saya ini orangnya tidak tegaan.
- Bagaimana cara agar anak saya terhindar dari sifat tersebut.
Terima kasih Ustadz.
Jawaban
Alangkah bangganya suami punya istri seperti ibu. Tidak memberi nafkah malah dinafkahi. Seharusnya, dalam kondisi apapun suamilah yang wajib memberi nafkah kepada istri dan keluarga. Berdosa jika suami tidak menjalaninya.
Berapapun dia mampu, pihak istri tetap berterima kasih. Bukan nominal yang menjadi sasaran utama, melainkan kepedulian suami sebagai pengayom rumah tangga jauh lebih berharga. Belum tentu ibu dikondisikan seperti ini buat selamanya. Maka siapa yang menjadi rujukannya?
Bahkan sesuai dengan sighat ta’liq waktu ijab dan qabul, jika istri tidak diberi nafkah dalam waktu yang ditentukan, pihak istri dapat menuntut hak khulu’ (gugat cerai).
Atau jangan-jangan ibu yang malas menyiapkan santapan buat keluarga. Sehingga mereka melihat lebih praktis dan efektif untuk makan mahal di restoran. Cobalah diadakan diskusi sesama keluarga. Bukankah lebih baik pendapatan ibu diinvestasikan untuk kebutuhan keluarga di masa mendatang.
Tidak sulit mendidik anak jika ibu memiliki karisma di mata mereka. Kedekatan yang menjadi akar masalahnya. Insyaallah suami dan anak-anak dapat memahami. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni