Solusi Hilangkan Waswas
1. Tidak Menghiraukannya
Obat terampuh untuk menumpas waswas adalah tidak menghiraukan ketika keraguan datang. Misal, ketika melakukan takbiratul ihram, hatinya ragu apakah sah atau tidak, maka keraguan itu tidak usah dihiraukan. Lanjutkan saja salatnya. Yakinlah bahwa takbiratul ihramnya sah. Jika hal itu dilakukan, waswas sedikit demi sedikit akan hilang. Namun, apa bila dituruti, maka waswas itu akan semakin bertambah dan bertambah sehingga akan membuat empunya seperti orang gila.
Ahmad al-Haitami ketika ditanya tentang penyakit was-was, adakah obatnya? Beliau mengatakan:
له دَوَاءٌ نَافِعٌ وهو الْإِعْرَاضُ عنها جُمْلَةً كَافِيَةً وَإِنْ كان في النَّفْسِ من التَّرَدُّدِ ما كان فإنه مَتَى لم يَلْتَفِتْ لِذَلِكَ لم يَثْبُتْ بَلْ يَذْهَبُ بَعْدَ زَمَنٍ قَلِيلٍ
Obat yang paling mujarab untuk penyakit waswas adalah tidak peduli semuanya, meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Karena jika dia tidak memperhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi (hilang) dengan sendiri dalam waktu yang tidak lama.
Lebih lanjut dikatakan: Hal ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was. Adapun orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya seperti orang gila bahkan lebih parah lagi. Yang demikian ini pernah kami saksikan pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya (Ibn Hajar al-Haytami, al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro, I/149).
2. Sadari Waswas Itu Sumbernya dari Bisikan Setan
Karena itu waswas harus dilawan dengan berlindung kepada Allah, misalnya dengan banyak membaca isti’adzah dan surat-surat al-muta’awwidzat. Allah swt. berfirman:
وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“…. dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata” (al-Baqarah 168).
Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya menjelaskan: “Obat penyakit was-was, hendaknya meyakini bahwa hal itu adalah godaan setan, dan meyakini bahwa yang mendatangkan itu adalah iblis. Dengan demikian, saat itu sebenarnya ia sedang melawan iblis. Karena itu ia mendapatkan pahala sebagai orang yang berjihad, jihad memerangi musuh Allah. Jika suatu saat datang keraguan, maka ia akan segera menghindarinya…” (al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro, 1:150).
3 .Yakini Islam Itu Agama yang Mudah
Karena itu jangan mempersulit diri. Dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
“Sesungguhnya agama itu mudah, tidaklah seseorang memberat-beratkan dirinya dalam beragama kecuali dia akan terkalahkan” (HR. Bukhari 39, dan Al-Nasai 5034).
Dari ‘Abdullah bin ‘Anamah, beliau berkata: “Aku pernah melihat sahabat ‘Ammar bin Yaasir masuk ke dalam masjid kemudian salat. Namun, beliau salat dengan salat yang pendek. Ketika beliau keluar, aku berkata, ‘Wahai Abu Yaqdzon, Engkau telah salat dengan salat yang ringan.’ ‘Ammar bin Yaasir mengatakan, ‘Apakah Engkau melihat saya mengurangi dari batasan-batasan salat?’ Aku berkata, ‘Tidak.’ Sahabat ‘Ammar bin Yaasir berkata, ‘Sungguh aku cepat-cepat agar aku tidak diganggu oleh setan. Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُصَلِّي الصَّلَاةَ مَا يُكْتَبُ لَهُ مِنْهَا إِلَّا عُشْرُهَا، تُسْعُهَا، ثُمُنُهَا، سُبُعُهَا، سُدُسُهَا، خُمُسُهَا، رُبُعُهَا، ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
“Sesungguhnya seseorang hamba salat dan tidak ditulis pahala untuk salatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya” (HR Ahmad 18894, Abu Dawud 796, dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).
4. Banyak Berdzikir dan Membaca Al-Qur’an
Imam al-Nawawi mengutip pendapat sebagian ulama bahwa
disunnahkan bagi orang yang terkena waswas untuk berwudu atau salat. Membaca laa ilaha illallah. Karena setan itu apabila mendengar suara dzikir akan menyelinap, mundur, dan menjauh. Sedangkan kalimat tauhid la ilaha illallah adalah dzikir yang utama. Mereka berpendapat bahwa:
أَنْفَعُ عِلَاجٍ في دَفْعِ الْوَسْوَسَةِ الْإِقْبَالُ على ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى وَالْإِكْثَارُ منه
Pengobatan yang paling bermanfaat untuk menghadapi waswas adalah melakukan dzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya (Ibn Hajar al-Haytami, Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, I/150).
5. Membaca Ta’awudz
وفي مُسْلِمٍ من طَرِيقِ عُثْمَانَ بن أبي الْعَاصِ أَنَّهُ قال حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي فقال ذلك شَيْطَانٌ يُقَالُ له خَنْزَبٌ فَتَعَوَّذْ بِاَللَّهِ منه وَاتْفُلْ عن يَسَارِك ثَلَاثًا فَفَعَلْت فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ عَنِّي
Utsman bin abil Ash pernah bercerita kepada baginda Nabi saw bahwa setan telah mengganggu salatnya. Maka Nabi memerintahnya untuk membaca ta’awwudz dan meludah ke kiri tiga kali. Resep itu pun dilakukan. Seketika, penyakit waswas itupun hilang (HR Muslim No. 5858).
6.Bergaul dengan Orang Shaleh
عَلَيْكَ بِمُجَالَسَةِ الصَّالِحِيْنَ، وَحُضُوْرِ مَجَالِسِهِمْ، وَابْتَعِدْ عَنْ مُجَالَسَةِ أَهْلِ السُّوْءِ.
Hendaklah engkau suka bergaul dengan orang-orang salih, menghadiri majelis-majelis pengajiannya, dan menjauhi bergaul dari orang-orang jahat (lajnah al-Fatawa, Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah, VI/2160).
7. Jangan Menyendiri
لاَ تَجْلِسْ مُنْفَرِداً أَوْ مُنْعَزِلاً أَوْ فَارِغاً، بَلِ اشْغِلْ نَفْسَكَ باِلصُّحْبَةِ الصَّالِحَةِ، أَوِ اشْغِلْ نَفْسَكَ بِعَمَلٍ يُلْهِيْكَ عَنِ وَسَاوِسِكَ كَقِراَءَةِ كِتَابٍ، أَوْ سَمَاعِ دَرْسٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ.
Jangan duduk menyendiri, memisahkan diri, dan menyepi. Sibukkan dirimu dengan persahabatan yang baik. Sibukkan dirimu dengan aktifitas yang dapat mengalihkan perhatianmu dari waswas seperti membaca kitab, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya (lajnah al-Fatawa, Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah, VI/2160).
Artikel ini kali pertama dimuat majalah Matan Edisi 210 Januari 2024
Editor Mohammad Nurfatoni