Muhasabah Diri sebagai Bagian Masyarakat
Selain melakukan muhasabah diri sebagai pribadi, kita juga harus melakukannya dalam posisi sebagai bagian dari masyarakat. Sebagai muslim, kita dituntut untuk dapat banyak memberi manfaat kepada orang lain. Karena itulah dalam salah satu sabdanya Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain”.
Muhasabah diri dalam kaitannya sebagai bagian dari masyarakat hendaknya kita dasarkan pada kebermanfaatan kehadiran kita di tengah mereka. Setiap kita pasti menjadi bagian dari teman-teman di tempat kerja.
Apakah keberadaan kita sudah dirasakan manfaatnya oleh mereka, misalnya dengan banyak memberi kemudahan dan pertolongan.
Ataukah justru keberadaan kita malah mengganggu mereka. Sesungguhnya ketika kita bisa mengerjakan seluruh tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kita, maka pada secara tidak langsung orang lain akan merasakan kemudahan dan manfaat dari kita.
Apabila kita melakukan introspeksi dalam hal ini dengan jujur, bisa jadi banyak kekurangan yang ada pada diri kita. Saat mengawali dan mengakhiri kerja yang tidak tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebenarnya telah mengurangi kebermanfaatan dari keberadaan kita.
Seringkali kita harus malu dengan orang lain yang lebih disiplin dari kita, padahal setiap hari kita membaca al Quran yang sarat dengan berbagai ayat yang memerintahkan untuk disiplin. Kita harus malu juga dengan orang lain yang lebih profesional dalam bekerja, padaha mereka tidak menganut agama yang mengajarkan bekerja dengan profesional.
Dalam kaitannya sebagai bagian dari masyarakat, kita juga perlu melakukan muhasabah terhadap keberadaan kita bersama tetangga. Ukurannya tetap sama, yaitu kebermanfaatan. Seringkali karena alasan kesibukan bekerja kita jarang membersamai masyarakat, jarang mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat. Semua itu seharusnya menjadi bahan muhasabah diri kita.
Terkait dengan keharusan kita memiliki perhatian terhadap tetangga, hingga salah satu wasiat Rasulullah kepada keluarga muslim secara khusus, hendaknya menghormati dan memperhatikan tetangganya. Terkait dengan pentingnya memperhatikan tetangga, Rasulullah telah menjadikannya sebagai indikator kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya.”
Baca sambungan di halaman 4: Muhasabah tentang Kepedulian Kita