Tidak Pernah Menabung karena Suka Derma; Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Ustadz, menurut orang lain saya ini termasuk orang yang gak tegaan, mudah memberi. Maaf ini kata orang lain bukan saya pamer. Gara-gara itu, saya gak punya tabungan banyak. Intinya harta gak berlebihan. Alhamdulillah anak-anak juga gak kemaruk.
Sampai saya pernah berpikir begini: opo aku kudu mulai pelit yo (apa saya harus mulai pelit ya), harus mengurangi pengeluaran uang supaya bisa menabung banyak?
Tapi saya gak bisa untuk pelit, bagaimana pak Ustadz? Jare konco-konco gak sugih-sugih lak-an (kata teman-teman, saya gak akan kaya). Maaf pak ustadz. Mohon pencerahannyaI
Jawaban
Bukankah Allah yang telah menganjurkan agar manusia gemar berinfak dalam kondisi lapang maupun terhimpit. Jika kaya pahala, ibu tidak disangsikan atas keikhlasan sedekah akan mendapatkan imbalan yang luar biasa.
Jika kaya harta, apakah dapat menjamin kemaslahatan hidup. Kaya harta dan miskin memang relatif, boleh jadi ibu termasuk orang yang kaya harta dibanding mereka yang jauh dari kepemilikian ibu, namun bisa saja dinilai miskin dibanding mereka yang berlebihan.
Alhamdulillah jika keluarga Anda merasa cukup, itulah janji Allah bagi mereka yang suka bersedekah. Memang menabung sangat dibutuhkan, kemungkinan terjadi yang membuat ibu harus mendanai juga perlu dipikirkan. Itulah sebabnya, jangan sampai ingin berbuat kebaikan, namun disisi lain menelantarkan anak dan keluarga.
Pesan Allah jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka. Jangan Anda tinggalkan mereka menjadi generasi yang loyo, mereka butuh duwit untuk pendidikan, butuh duwit untuk mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi.
Sedemikian pula pesan Nabi, jangan sampai gemar sedekah namun akhirnya meninggalkan keturunan yang minta-minta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni