Shalawat Menjaga Ketauhidan; Oleh Muhammad Rafi Ardiansyah Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kabupaten Pasuruan, Ketua Umum KM3 PC IMM Kota Surabaya, Mahasiswa Ilmu Hadits UINSA Surabaya
Tarjihjatim.pwmu.co – Shalawat merupakan unsur sentral sekaligus sensitif dalam ajaran agama Islam. Bahkan pada ibadah shalat, shalawat menjadi rukun atau kewajiban yang menentukan secara mutlak sah atau tidaknya ibadah tersebut.
Di luar shalat, shalawat menjadi anjuran secara umum bagi umat Islam. Anjuran tersebut datang langsung dari Firman Allah Azza Wajalla dalam surat al-Ahzab 56:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. [الأحزاب
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah memberikan fatwa bahwa shalawat di luar shalat merupakan kesunahan, dengan catatan bahwa lafal terbaik adalah yang sesuai dengan riwayat hadis Nabi Muhammad SAW pada Kitab Sunan al-Nasa’i Jilid 3 halaman 48 nomor 1292 sebagai berikut:
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ فِي حَدِيثِهِ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ ، عَنْ خَالِدِ بْنِ سَلَمَةَ ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ : سَأَلْتُ زَيْدَ بْنَ خَارِجَةَ قَالَ : أَنَا سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ : ” صَلُّوا عَلَيَّ، وَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ، وَقُولُوا : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ “.
Mengabarkan kepada kami Sa’id bin Yahya bin Sa’id al-Umawiy dalam ceritanya, dari Ayahnya, dari Usman bin Hakim, dari Khalid bin Salamah, dari Musa bin Talhah, dia berkata : Aku bertanya kepada Zaid bin Kharijah, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda : Bershalawatlah atasku, dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa. Dan katakan: Allahumma salli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. (Ya Allah curahkan rahmat-Mu atas Muhammad dan keluarga Muhammad).
Dari riwayat hadits sahih tersebut kita sering abai dan melewatkan begitu saja, bahkan terkesan menyepelekan makna yang sebenarnya terkandung dari kalimat shalawat.
Baca sambungan di halaman 2: Kandungan Shalawat