15 Tahun Menikah tapi Belum Bisa Mesra, padahal Suami Baik; Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Assalammualaikum, langsung saja saya mau curhat. Begini Ustadz, usia pernikahan saya sudah 15 tahun, tapi perasaan cinta saya ke suami sudah pudar sama sekali .
Bukan tanpa sebab pudarnya cinta saya. Memang dari pertama menikah saya tidak begitu cinta, tapi suami lebih cinta ke saya. Seiring berjalan waktu, bagi saya suami tidak bisa memupuk rasa cinta saya.
Suami supersibuk dalam bekerja. Siang malam bahkan tak jarang hari libur ia kadang berada di luar kota, sehingga dengan keadaan tersebut kami jarang sekali berkomunikasi. Saya tersiksa.
Suami saya orangnya baik, tidak bersikap kasar sama saya. Tapi dia dingin, ia juga shalat dan tidak pelit terhadap uang. Yang ingin saya tanyakan:
- Doa apa yang harus saya panjatkan untuk keadaan saya, jujur dalam hati saya mengharap suami yang lain bukan dia?
- Tapi saya takut terjebak dalam kategori hamba yang tidak bersyukur.
- Apa istri di akhirat sama dengan suami di dunia? Meskipun kita tidak cinta?
Mohon jalan keluar Ustadz, terima kasih banyak saya sampaikan.
Jawaban
Aneh, suami sudah mencintai ibu, suami sudah kerja siang malam, suami gemar shalat kok ibu merasa tidak mendapat kemesraan? Mungkin suami ibu belum memahami parameter ‘kemesraan’ yang ibu maksudnya.
Apa ibu ingin setiap hari dicium suami dan dipeluk dengan mesra? Katakan dong! Atau ibu merasa mesra jika sering diajak nonton biskop sambil bergandengan tangan? Jelasin dong!
Saya baru mengerti akar permasalahannya, lantaran ibu ‘tidak begitu cinta kepada suami’. Jika seseorang berkarakter demikian, maka setan selalu menghantui pemikiran ibu bahwa tidak ada yang baik pada pribadi suami, walaupun suami telah berbuat maksimal untuk membahagiakan istrinya, percalah.
Berbeda jika ibu membalas cinta suami dengan tulus, justru hal negatif sering tertutupi, bahkan ibu akan membelanya jika ada orang lain yang memojokkannya.
Menurut hadits, Anda akan bersama orang yang Anda cintai. Jika tidak, ibu dapat memahami sendiri. Saya khawatir wanita seperti ibu tergolong yang kufur asyir (menolak kebaikan suami). Jika benar maka ancamannya luar biasa. Dua karakter yang dikutuk Nabi yang sering ada pada wanita, yaitu banyak mengutuk (tidak pandai mensyukuri karunia Allah), dan tidak mengakui kebaikan suami.
Kamusnya hanya eala, eala, dan eala; bukan alhamdulillah. Maka belajarlah mencintai suami, berikan hak-haknya, insyaallah suami akan memberi apa yang menjadi hak ibu, suami akan memeluk ibu dengan penuh kemesraan, dan ibu pun merasakan dapat pengayoman darinya.
Berdoalah kepada Allah, ya muqallibal qulub, tsabbit qalbahu tahwi ilayya, birahmatika ya arhamar rahimin. Ya Allah Zat yang membolak balikkan hati, kokohkan hatinya (suamiku) untuk tetap condong kepadaku, wahai Dzat Yang Mahakasih. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni