Membangun Keluarga Sakinah dengan Empat Asas; Oleh KH Sutaman, Anggota Lajnah Tarjih Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim.
Tarjihjatim.pwmu.co – Munculnya istilah keluarga sakinah merupakan penjabaran firman Allah dalam surah ar-Rum 21, yang menyatakan tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mewujudkan ketentraman atau ketenangan dengan dasar mawaddah wa rahmah (saling mencintai dan penuh kasih sayang).
ومن اياته ان خلق لكم من انفسكم ازواجا لثسكنوا اليها وجعل بينكم مودة ورحمة ان في ذالك لايات لقوم يتفكرون
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (ar-Rum:21 ).
Dari kata taskunu dalam ayat di atas itulah lalu diturunkan kata sakinah dengan arti tenang atau tentram.
Selanjutnya sakinah dimaknai sebagai kedamaian, ketenteraman, keharmonisan, kekompakan, dan kehangatan.
Terwujudnya kesakinahan merupakan hasil dari berkembangnya mawaddah wa rahmah dalam keluarga.
Mawaddah dimaknai sebagai rasa saling mencintai dan menyayangi dengan penuh rasa tanggung jawab antara suami-istri.
Rahmah bermakna rasa saling simpati yaitu adanya saling pengertian, penghormatan, dan tanggung jawab antara yang satu dengan lainnya.
Asas Keluarga Sakinah
1. Asas Karamah Insaniah
Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Isra’ 70:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka did aratan dan di lautan, Kami beri rezeki mereka dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
2. Asas Hubungan Kesetaraan
Hubungan kesetaraan yang dilandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan ketakwaan sebagaimana telah difirmankan Allah SWT dalam al-Hujurat 13:
“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal .Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui lagi Maha mengenal.”
Baca sambungan di halaman 2: Asas Keadilan