Suami Jalin Hubungan dengan Wanita Penghibur; Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Saya ibu rumah tangga usia 37 tahun. Kami menikah sudah 15 tahun dengan 1 putri usia 12 tahun. Sebelumnya saya bekerja di kantor swasta tetapi 4 bulan terakhir saya resign dan menjadi ibu rumah tangga.
Dua prkan yang lalu HP suami ketinggalan dan saya membuka isinya. Dari situ saya mengetahui jika selama 1 tahun terakhir suami berhubungan dengan (maaf) wanita penghibur.
Apa yang harus saya lakukan, suami sudah meminta maaf dan berjanji akan berubah. Saya percaya pada suami tapi ingatan akan kata-kata chatting suami tidak mudah dilupakan dan kenyataan suami mendatangi wanita penghibur lagi membuat saya sangat terpukul.
Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak bisa bercerita kepada siapapun termasuk orang tua karena saya tidak ingin mereka bersedih. Saat ini saya sudah memaafkan namun keraguan dan putus asa jika di kemudian hari suami akan mengulang.
Terima kasih atas masukannya.
Jawaban
Alhamdulillah, saran ibu telah didengar oleh suami. Ibu tinggal terus berdoa agar suami betul-betul bertobat. Bukankah suami telah minta maaf dan ibu juga telah memaafkan. Ketulusan ibu dalam memaafkan sangat membantu suami untuk tidak terpuruk dalam lubang yang kedua kalinya, apalagi suami hanya berhubungan dengan wanita penghibur.
Buatlah kesibukan kebersamaan suami yang melibatkan anak-anak, saya yakin pelampiasan suami akan lebih bahagia ketimbang dengan wanita lacur. Tidak ada salahnya jika menyisihkan waktu ngaji bersama, atau kegiatan sosial lainnya sambil menikmati kebersamaan juga dapat berbagi rasa dengan keluarga.
Jika ada kemampuan silakan ajak umrah bersama kelak di pelataran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan ditemukan indahnya menikmati keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Jika tidak mampu kan bisa ikut wisata religi yang dekat-dekat saja. Sambil refreshing, tinggalkan kesibukan dunia buat sementara, demi anak-anak dan keluarga. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni