Gerhana Matahari Total 8 April 2024 dan Awal Syawal 1445; Ditulis oleh Andi Sitti Mariyam, Anggota Divisi Hisab dan Falak Majelis Tarjih dań Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim; Dosen Astronomi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Tarjihjatim.pwmu.co – Viral di media massa bahwa akan terjadi Gerhana Matahari Total pada tanggal 8 April 2024 di Indonesia. Benarkah? Jawabannya, ya benar, namun sebenarnya gerhana ini tidak dapat diamati dari Indonesia. Gerhana kali ini akan melewati benua Amerika, sebagian Eropa dan perairan di sekitarnya. Totalitas gerhana hanya dapat diamati dari Kanada, Meksiko, dan USA.
Gerhana Matahari Total 2024
Totalitas Gerhana Matahari 8 April 2024 terjadi sekitar pukul 18:17 UTC atau pukul 01:17 WIB 9 April 2024 di waktu Indonesia bagian barat. Gerhana Matahari adalah fenomena langka untuk suatu lokasi di Bumi, namun tidak secara global. Masih ingat tahun lalu saat menjelang Syawal kita di Indonesia mengalami gerhana matahari 20 April 2023 di Indonesia, https://pwmu.co/291124/04/20/menyaksikan-hilal-yang-wujud-saat-gerhana-matahari-20-april-2023/.
Demikian juga saat jelang Syawal tahun ini akan terjadi fenomena gerhana Matahari meskipun tidak dapat diamati di Indonesia. Setiap tahun dapat terjadi gerhana matahari di seluruh dunia, hanya lokasi yang dilewati lintasan gerhananya saja yang berpindah-pindah. Saat gerhana matahari total misalnya, hanya sekitar 10 persen saja populasi di bumi yang dapat mengamati fenomena gerhana, baik fase totalitas dan atau fase gerhana sebagian.
Awal Syawal 1445
Gerhana Matahari hanya dapat terjadi saat posisi konjungsi atau ijtimak, yaitu posisi segaris sistem Matahari-Bumi-Bulan.
Dalam kalender Hijriah yang berpedoman pada periode siklus sinodis bulan 29,5 hari, maka konjungsi adalah titik awalnya. Gerhana Matahari Total 8 April 2024 atau bertepatan dengan 9 April 2024 waktu Indonesia terjadi di sekitar waktu konjungsi geosentrik atau ijtimak awal Syawal 1445 yaitu pukul 01.22 WIB.
Antara konjungsi geosentrik dan puncak totalitas gerhana ada selisih waktu karena gerhana adalah fenomena toposentrik yang bergantung pada lokasi di mana ia diamati.
Konjungsi atau ijtimak awal Syawal adalah titik dimulainya siklus sinodis bulan, yang waktunya dapat terjadi kapanpun baik pagi siang sore atau malam. Sehingga untuk memulai hari diperlukan tambahan definisi dalam suatu sistem kalender tentang kesepakatan kapan waktunya memulai hari.
Muhammadiyah misalnya dengan Hisab Hakiki Wujudul Hilal mendefinisikan awal hari adalah saat matahari terbenam di mana telah terjadi konjungsi sebelumnya, sehingga menetapkan 9 April 2024 saat matahari terbenam sebagai awal Syawal 1445 dan melaksanakan shalat Idul Fitri pada keesokan paginya tanggal 10 April 2024. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni