
Apakah Ada Hukum Karma dalam Islam? Tanya jawab agama diasuh oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Assalamualaikum, Ustadz. Ada yang mengganjal di hati dan perasaan saya. Saat di SMP saya sering di-bully dan dilecehkan oleh pria. Saat di SMAkelas 1 saya hampir dilecehkan oleh tiga teman pria sekolah, tapi saya teriak.
Alhamdulillah saya masih dilindungi oleh Allah. Saat kuliah, pria mendekati saya hanya untuk mempermainkan dan memanfaatkan demi keuntungan pribadinya.
Di luar itu saya benar-benar kaget dan marah banget terhadap kelakuan ayah saya yang tidak baik terhadap wanita. Ayah saya diam-diam menepuk pantat wanita dan perbuatannya itu dianggap bercanda tapi para wanita itu marah dan mengumpat kata-kata kasar. Ayah saya sudah mengakui salah dan minta maaf terhadap korban yang dilecehkan sampai korban minta Ayah saya untuk sujud minta maaf, dan ayah saya melakukannya.
Pertanyaan saya:
- Apakah perbuatan yang dilakukan oleh ayah itu, yang menanggung akibatnya kepada saya? Istilahnya hukum karma atas perbuatan yang dilakukan oleh ayah, akibatnya yang menanggung si anak.
- Banyak yang bilang bahwa aura saya ditutup karena perbuatan ayah saya. Benarkah demikian?
Terima kasih
Jawaban
Kenapa seseorang berbuat keburukan, lalu orang lain yang menanggung karmanya? Semestinya karma itu kembali pada pelakunya. Menurut hadits Nabi SAW, seseorang kadang berbuat keji, kemudian kekejiannya ditutupi oleh Allah sehingga dia tidak terkena karma di dunia, maka kelak di akhirat urusannya terserah kepada Allah, jika Dia menghendaki Dia mengazabnya dan jika Dia menghendaki maka Dia mengampuninya.
Namun kadang kekejiannya tersingkap di dunia sehingga dia mendapatkan karmanya.Semoga itu menjadi penebusan dosa baginya. Maka hindarilah suudzan (berburuk sangka), apalagi terhadap orang tua. Dia pernah berbuat hal yang tidak senonoh dan dia sudah meminta maaf, itulah yang disebut zina tangan. Sikap iffah (penjagaan kemuliaan Anda) patut diacungi jempol. Itulah bagian dari ujian Tuhan kepada hamba-Nya, agar terus istikamah dalam kebajikan, tentu aura Anda pun akan tetap terlindungi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni