Keberadaan Bahasa Non-Arab dalam Al-Quran, Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Imam Qurthubi mengatakan: “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa dalam Quran tidak ada kalimat yang disusun dengan tata bahasa non-Arab, dan bahwasanya dalam Quran terdapat nama-nama dari bahasa non-Arab seperti Israil, Jibril, ‘Imran, Nuh, dan Luth”.
Keberadaan nama-nama non-Arab dalam Quran tersebut jelas tidak mengurangi kearaban Quran.
Allah menjelaskan bahwa Quran diturunkan:
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“ … dengan bahasa Arab yang jelas” (asy-Syu’ara`: 195).
Yang Diperselisihkan Ulama
Para ulama hanya berbeda pendapat dalam hal apakah dalam Quran ada kosa kata (bukan nama orang) yang berasal dari bahasa non-Arab. Jika kita mengikuti pendapat yang mengatakan bahwa dalam Quran terdapat kosa kata asing yang diarabkan (mu’arrab) , tetap saja keberadaan kata-kata tersebut tidak mengurangi kearaban Quran.
Sebab, kata-kata tersebut sudah diserap ke bahasa Arab dan dipakai orang-orang Arab sebelum Quran diturunkan kepada Rasulullah ﷺ. Oleh sebab itu, dahulu orang-orang kafir Arab sekalipun tidak mengingkari bahwa Quran diturunkan “dengan bahasa Arab yang jelas”. (asy-Syu’ara` 195).
Ini seperti kita berkata: “Shalat Dhuhur hukumnya wajib”, semua orang mengerti bahwa kita berbicara dalam bahasa Indonesia meskipun semua kata tersebut asalnya dari bahasa Arab. Dan dalam Quran, kata yang asalnya dari bahasa asing tidak banyak.
Contoh Kata yang Asalnya dari Bahasa Asing
Di antara kosa kata dalam Quran yang disebut-sebut berasal dari bahasa asing adalah:
- Kata أَبَارِيْق ( al-Waqi’ah: 18, jamak dari kata إِبْرِيْقٌ. Artinya: tempat air/cerek) dari bahasa Persia
- Kata الْجِبْت ( an-Nisa`: 51 dari bahasa Habsyah, artinya setan atau tukang sihir
- Kata الصِّرَاط ( al-Fatihah: 6 dari bahasa Romawi, artinya jalan.
Imam Suyuthi bahkan sampai menyusun kitab berisi kata-kata dalam Quran yang disebut-sebut berasal dari bahasa asing, dengan judul al–Muhadzdzab fi ma Waqa’ fi al–Qur`ân min al Mu’arrab.
Selain itu, ada pula Dr Samih Abu Maghli yang menulis al–Kalâm al–Mu’arrab fi Qawâmîs al–Arab yang berisi berbagai kata-kata asing yang diserap ke Bahasa Arab (mu’arrab) yang diakui oleh para penulis kamus Arab yaitu Imam Abu Nashr al Jauhari dalam Mu’jam ash Shiḥḥâḥ, Imam Ibnu Manzhur dalam Lisân al ‘Arab, dan Imam Fairuz-Abadi dalam al Qâmûs al Muḥîth.
Catatan Penting
Meskipun kami mengikuti pendapat yang mengatakan bahwa dalam Quran terdapat kata yang asalnya dari bahasa non-Arab, kami juga mengatakan bahwa tidak semua kata yang disebut berasal dari bahasa asing itu benar-benar dari bahasa asing.
Sebagian orang ada yang berlebihan menyebut “kata ini asalnya dari bahasa asing yang diserap ke Bahasa Arab”. Misalnya adalah pada kata: Zakâh (الزَّكَاةُ), Sakînah (السَّكِيْنَةُ), dan Allah (اللهُ).
Padahal Zakâh (الزَّكَاةُ, zakat) berasal dari kata زَكَا yang artinya suci, dan Sakînah (السَّكِيْنَةُ, ketenangan) berasal dari سَكَنَ yang artinya menempati. Berarti kedua istilah tersebut punya akar dalam bahasa Arab.
Kekeliruan yang paling fatal adalah klaim bahwa lafal Allah (اللهُ) diambil dari bahasa Ibrani (Hebrew) atau bahasa Suryani. Padahal lafal Allah hanya ada di bahasa Arab, sebelum diserap ke bahasa-bahasa lain.
Bahasa Ibrani menyebut el, elohim, adonai, serta jehova atau jehovah (atau transliterasi lain yang seperti keduanya).
Bahasa Yunani (Injil berbahasa Arab diterjemahkan dari yang Injil berbahasa Yunani) menceritakan bahwa Nabi Isa (Yesus) memohon pertolongan “Eloi Eloi …” yang artinya: Tuhanku, Tuhanku.
Referensi
- Al Itqân fi ‘Ulûm al Qur`ân karya Imam Suyuthi -cet. Majma’ al Malik Fahd- III/934-974
- Al Jâmi’ li Aḥkâm al Qur`ân karya Imam Qurthubi I/110-112
- Al Kalâm al Mu’arrab fi Qawâmîs al ‘Arab karya Dr. Samih Abu Maghli
- Makalah al Kalâm al A’jami karya ‘Abdul’azhim al Muth’ini, bagian dari Kitab Ḥaqâiq al Islâm fi Muwâjahah Syubuhât al Musyakkikîn yang ditulis di bawah pengawasan Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq (pernah menjadi Menteri Urusan Wakaf Mesir) hal. 54-57.
Editor Mohamamd Nurfatoni