Mengapa Penguasa Mesir Era Nabi Yusuf Tidak Disebut Firaun? Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Firaun adalah gelar untuk siapa pun yang menguasai Mesir (pra Islam), sebagaimana Kaisar adalah gelar untuk penguasa Romawi, Kisra gelar untuk penguasa Persia, Tubba’ gelar untuk penguasa Yaman, dan Najasyi gelar untuk penguasa Habsyah. (baca Tafsîr al Qur`ân al ‘Azhîm karya Imam Ibnu Katsir -cet. Dar Ibn al Jauzi- VI/601)
Selain itu kita juga mengenal gelar Khalifah, Sultan, Hamengkubuwono, Pakubuwono, Presiden, dan sebagainya. Itu semua adalah gelar (sebutan) untuk penguasa dan bukan nama aslinya.
Ketika dipertanyakan penguasa Romawi itu “Heraklius atau Kaisar?” Imam Syafii menjawab: “Dia Heraklius, juga Kaisar. Heraklius adalah nama aslinya dan Kaisar adalah gelarnya”. (naca Tahdzîb al Asmâ` wa al Lughâtkarya Imam Nawawi II/65)
Penguasa Mesir yang Tidak Disebut sebagai Firaun
Walaupun menguasai Mesir, penguasa Mesir di era Nabi Yusuf disebut sebagai Raja sebanyak tiga kali dalam Quran yaitu di surat Yusuf ayat ke-43, 50, dan 54:
وَقَالَ الْمَلِكُ إِنِّي أَرَى سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ
“Raja berkata: ‘Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk..” (Yusuf: 43)
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ
“Raja berkata: ‘Bawalah dia (Yusuf) kepadaku’” (Yusuf: 50) dan
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي
“Raja berkata: “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku” (Yusuf: 54).
(Al Mawsû’ah adz Dzhabiyyah fi I’jâz al Qur`ân al Karîm wa as Sunnah an Nabawiyyah karya Dr. Ahmad Mustafa Mutawalli hal. 446)
Mengapa Tidak Disebut sebagai Firaun?
Penemuan Batu Rosetta (prasasti yang memuat tulisan aksara Hieroglif dan Demotik serta terjemahan Yunani-nya) di akhir abad ke-19 Masehi menjadikan para ilmuwan mampu memahami aksara Hieroglif.
Dari situ para ilmuwan bisa mengungkap bahwa Nabi Yusuf hidup di masa kekuasaan bangsa Hyksos (dari Asia) yang berkuasa di Mesir antara tahun 1730-1580 SM, setelah mengalahkan Firaun asli Mesir yang berasal dari bangsa Qibti.
Dengan kata lain, bangsa Hyksos adalah bangsa asing yang menguasai Mesir era Nabi Yusuf.
Maka, meskipun boleh juga disebut Firaun, penguasa Mesir era Nabi Yusuf disebut sebagai Raja sebagai tanda ‘ada yang berbeda’, yaitu bahwa dia bukan pribumi Mesir. Hal ini menambah bukti bahwa Quran adalah firman Allah.
(Al Mawsû’ah adz Dzhabiyyah fi I’jâz al Qur`ân al Karîm wa as Sunnah an Nabawiyyah karya Dr. Ahmad Mustafa Mutawalli hal. 446)
Editor Mohammad Nurfatoni