
Tarjihjatim.pwmu.co – Masjid sebagai pusat pembinaan kader unggul dan militan dalam masyarakat Muslim. Melalui refleksi terhadap peristiwa Isra’ dan Mi’raj penulis menekankan pentingnya memakmurkan masjid sebagai langkah strategis untuk membangun generasi Muslim yang tangguh dan berintegritas. Penulis Prof. Dr. H. Uril Bahruddin, M.A., Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
Ketika umat Islam memasuki bulan Rajab, kita kembali diingatkan pada salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam, yaitu Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. Peristiwa bersejarah ini tidak hanya mengandung dimensi spiritual, tetapi juga menyimpan pelajaran berharga yang relevan bagi kehidupan umat Islam di masa kini. Isra’ dan Mi’raj adalah momentum untuk merenungkan hikmah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hikmah penting dari Isra’ dan Mi’raj adalah urgensi pembinaan kader unggul dan militan umat Islam di masjid. Perjalanan Isra’ Nabi Muhammad saw. yang dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, dan kembali lagi ke Masjidil Haram setelah Mi’raj. Perjalanan Isra’ dan Mi’raj mengingatkan kita kembali akan urgensi masjid yang memiliki peran sentral. Masjid bukan sekadar bangunan fisik, tetapi harus menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan umat Islam untuk memperkuat keimanan, meningkatkan ilmu, dan menjaga ukhuwah Islamiyah.
Masjid menjadi Simbol Kehidupan Umat Islam
Hubungan umat Islam dengan masjid diibaratkan seperti ikan dan air yang tak terpisahkan. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, kegiatan sosial, dan pembinaan masyarakat. Pada zaman Nabi Muhammad saw., Masjid Nabawi memiliki enam fungsi utama yang menjadi teladan bagi masjid-masjid saat ini:
- Tempat Ibadah
Masjid adalah tempat utama untuk melaksanakan shalat berjamaah, terutama shalat fardhu. Nabi Muhammad saw sangat menekankan pentingnya kehadiran umat Islam dalam shalat berjamaah. Bahkan, beliau pernah mengancam akan membakar rumah orang yang enggan menghadiri shalat berjamaah di masjid. Hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian beliau terhadap kekuatan spiritual dan kebersamaan umat melalui ibadah di masjid. - Pusat Pendidikan dan Pembinaan
Masjid menjadi tempat lahirnya generasi unggul umat Islam, yakni para sahabat Nabi yang memiliki keilmuan, ketakwaan, dan semangat juang luar biasa. Para sahabat ini tidak hanya dikenang sebagai pembela Islam, tetapi juga sebagai penyebar ajaran Islam ke seluruh dunia. Misalnya, makam Abu Ayyub al-Anshari berada di Istanbul, Turki, sebagai bukti penyebaran Islam yang dimulai dari pembinaan di masjid. - Tempat Konsultasi dan Solusi Masalah
Masjid juga berfungsi sebagai tempat penyelesaian berbagai persoalan, termasuk masalah ekonomi. Sebagai contoh, Nabi Muhammad saw memberikan solusi kreatif kepada seorang sahabat Ansar yang menghadapi kesulitan ekonomi. Rasulullah membantu sahabat tersebut untuk memulai usaha mandiri hingga mencapai kemandirian finansial. - Pusat Aktivitas Sosial dan Ukhuwah Islamiyah
Masjid adalah tempat berkumpulnya umat Islam, mempererat ukhuwah, dan membangun solidaritas. Allah swt berfirman:
“Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara” (QS. Ali Imran: 103).
Ayat ini mengingatkan betapa pentingnya persatuan dalam Islam. Rasulullah saw. mengajarkan bahwa ukhuwah adalah kekuatan yang harus dijaga agar umat Islam tetap solid menghadapi tantangan. - Markas Dakwah Islam
Nabi Muhammad saw. menggunakan masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan agama. Hingga kini, halaqah-halaqah keilmuan di masjid tetap menjadi tradisi yang diteruskan oleh para ulama untuk menyampaikan ilmu agama kepada masyarakat. - Tempat Menerima Tamu dan Delegasi
Masjid juga menjadi tempat penerimaan tamu atau delegasi dari berbagai suku dan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa masjid berperan penting dalam membangun hubungan diplomatik dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat luas.
Pentingnya Memakmurkan Masjid
Peringatan Isra’ dan Mi’raj menjadi momentum untuk menghidupkan kembali peran masjid dalam membina kader-kader umat. Kader-kader unggul dan militan tidak dapat lahir tanpa pembinaan yang terstruktur, dan masjid adalah tempat paling ideal untuk itu.
Belajar dari sejarah, pernah terjadi beberapa masjid Muhammadiyah “hilang” atau dikuasai kelompok lain karena minimnya perhatian dari anggotanya sendiri. Hal ini menjadi pengingat bahwa kehadiran aktif umat Islam di masjid sangat penting untuk menjaga peran strategisnya.
Sebagai umat Islam, kita harus menyadari bahwa masjid adalah pusat peradaban dan inkubator bagi generasi yang tangguh. Dengan memanfaatkan fungsi masjid secara optimal, umat Islam dapat membangun komunitas yang kokoh dan memiliki daya saing tinggi di berbagai bidang kehidupan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, kita akan mampu melahirkan generasi yang unggul, militan, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor Saiful Ibnu Hamzah