Inilah Surat dan Ayat yang Paling Agung dalam Quran; Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Berdasarkan hadits-hadits shahih, surat paling agung dalam Quran adalah Surat al-Fatihah. Sedangkan ayat yang paling agung adalah Ayat Kursi, ayat ke-255 Surat al-Baqarah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي القُرْآنِ … الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي وَالقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ
“Sungguh aku akan memberitahumu (Abu Sa’id bin Mu’alla) surat yang paling agung dalam Quran … Alḥamdulillâhi Rabbil ‘Âlamîn adalah Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) dan Quran yang agung yang diberikan kepadaku” (HSR Bukhari).
Beliau ﷺ pernah bertanya kepada Abul Mundzir Ubay bin Ka’b: “Wahai Abul Mundzir, ayat mana dalam Kitabullah yang paling agung bersamamu?”. Ubay menjawab: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”. Beliau bertanya lagi: “Wahai Abul Mundzir, ayat mana dalam Kitabullah yang paling agung bersamamu?”. Ubay menjawab: “Allâhu Lâ Ilâha Illa Huwal Ḥayyul Qayyûm”. Kata Ubay: Beliau menepuk dadaku, dan bersabda: “Demi Allah, ilmu telah mapan pada dirimu wahai Abul Mundzir” (HR Muslim).
Mengapa Paling Agung?
Surat al-Fatihah menjadi surat yang paling agung karena ia berisi ringkasan seluruh isi Quran, sehingga disebut sebagai Ummul Quran (Induk Quran).
Adapun Ayat Kursi disebut sebagai ayat yang paling agung karena ayat ini mencakup hukum dan sifat ketuhanan (baca: tauhid) lebih lengkap daripada seluruh ayat lain dalam Quran.
Makna Ayat dan Surat yang Paling Agung
Maksud surat dan ayat yang paling agung adalah: pahala membacanya paling besar dibandingkan dengan membaca surat dan ayat lainnya. Dan hal ini tidak mustahil karena Allah memiliki kuasa untuk memberikan bonus kepada siapapun yang Dia kehendaki, misalnya kita melihat bahwa umat kita mendapatkan pahala lebih banyak daripada umat-umat terdahulu.
Perlu diingat juga bahwa ‘pahala lebih banyak untuk amal yang lebih banyak’ berlaku untuk mayoritas amal, bukan untuk seluruh amal.
Referensi
- Al Fatâwa al Muta’alliqah bi al Qur`ân al Karîm karya Syaikh Muhammad bin Musa asy Syarif hal. 32-35, menukil fatwa Imam Ibnu Hajar al Haitami
- Fatḥ al Bayân fi Maqâshid al Qur`ân karya Syaikh Shiddiq Hasan Khan II/89
- Madârij as Sâlikîn karya Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah I/58,74, 84.
Editor Mohammad Nurfatoni