Doa setelah Makan yang Populer Ini Ternyata Haditsnya Dhaif; Oleh Ivana Kusuma, Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Ada hadits yang dijadikan sebagai sandaran doa setelah makan yang terkenal di masyarakat, yaitu:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَكَلَ أَوْ شَرِبَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
“Dahulu Nabi ﷺ apabila selesai makan atau minum, beliau mengucapkan: Alḥamdulillâhilladzî ath’amanâ wasaqânâ waja’alanâ muslimîn. (HR Abu Dawud, Nasai –dalam ‘Amal al Yawm wa al Laylah , Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Hadits ini dha’if (lemah) karena dalam sanadnya terdapat idh-thirâb (kekacauan) sebagaimana disebutkan Imam Bukhari dalam at Târîkh al Kabîr dan diisyaratkan Imam Nasai dalam ‘Amal al Yawm wa al Laylah.
Tiga Hadits Shahih
Ada beberapa hadits yang shahih tentang bacaan setelah makan atau minum sebagai alternatif hadis dha’if di atas, di antaranya:
1. Hadits Pertama, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba jika dia memakan sesuatu lalu memuji Allah karenanya, atau meminum sesuatu lalu memuji Allah karenanya” (HR Muslim).
Redaksi ‘memuji Allah’ yang paling singkat adalah Alḥamdulillâh (segala puji bagi Allah).
2. Hadits Kedua
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا
Dari Abu Umamah bahwasanya Nabi ﷺ jika mengangkat hidangannya (selesai) beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Allah; pujian yang banyak lagi baik dan diberkahi; (Allah) tidak butuh dicukupi, tidak dapat ditinggalkan, dan tidak bisa cukup tanpaNya; wahai Tuhan kami” (HR Bukhari, dengan sedikit perbedaan pendapat ulama tentang makna doa ini).
3. Hadits Ketiga, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَطْعَمَنِيْ هٰذَا وَرَزَقَنِيْهِ، مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa memakan sesuatu kemudian mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan rezeki ini kepadaku, tanpa daya dan kekuatan dariku, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
4. Hadits Keempat, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَطْعَمَهُ اللّٰهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلْ: اللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ ، وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ . لَيْسَ شَيْءٌ يَجْزِي مَكَانَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ غَيْرُ اللَّبَنِ
“Barangsiapa telah diberi makanan oleh Allah maka hendaklah mengucapkan: Ya Allah, berkahilah kami di dalamnya, dan berilah kami makanan yang lebih baik daripadanya. Dan barangsiapa diberi minum susu oleh Allah maka hendaklah mengucapkan: Ya Allah, berkahilah kami di dalamnya, dan berilah kami tambahan (susu). Tidak ada sesuatu yang menggantikan tempat makanan dan minuman selain susu.” (HR Abu Dawud, Nasai –dalam ‘Amal al Yawm wa al Laylah, dan Tirmidzi).
Doa di hadits ini bisa dimaknai sebelum makan minum atau setelahnya, tetapi yang lebih kuat adalah untuk diucapkan setelah makan minum.
Referensi
- • ‘Amal al Yawm wa al Laylah karya Imam Nasai hal. 264-265
- • At Târîkh al Kabîr karya Imam Bukhari I/353-354
- • Riyadh ash Shâliḥin karya Imam Nawawi (cet. III Ar Risalah, tahkik: Syu’aib al Arnauth), hal. 246
- • khaledalsabt.com/explanations/476/253 .
Editor Mohammad Nurfatoni