Benarkah Fitnah Lebih Kejam daripada Pembunuhan? Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar.
Tarjihjatim.pwmu.co – Fitnah secara bahasa artinya adalah musibah atau ujian. Dalam al-Quran, istilah fitnah merujuk pada 11 makna: syirik, kufur, musibah, azab di dunia, azab neraka, kesesatan, dan makna-makna lain yang semuanya kembali ke makna secara bahasa yaitu musibah atau ujian.
Tidak ada satu pun ayat al-Quran yang menyebut fitnah dengan arti spesifik: membuat berita bohong untuk menjelekkan orang lain.
Ayat Fitnah Lebih Kejam
Ayat yang sering dijadikan sebagai dalil untuk menyebut fitnah, dalam arti membuat berita bohong untuk menjelekkan, lebih kejam daripada pembunuhan adalah:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih berat daripada pembunuhan” (al-Baqarah 191)
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih besar daripada pembunuhan” (al-Baqarah 217).
Semua ulama tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan fitnah di sini adalah kekufuran atau syirik, bukan fitnah dalam artian yang sering dipahami orang Indonesia: membuat berita bohong untuk menjelekkan orang lain.
Syirik atau kekufuran di dua ayat ini disebut sebagai fitnah karena ia mencelakakan seseorang seperti halnya fitnah yang secara bahasa berarti musibah atau ujian.
Fitnah dalam Arti ‘Berita Bohong’ Juga Dosa Besar
Walaupun fitnah yang lebih kejam daripada pembunuhan adalah syirik atau kekufuran, tetap saja Fitnah dalam arti ‘membuat berita bohong untuk menjelekkan’ adalah dosa besar yang membahayakan pelakunya. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ
“Barangsiapa menuduh mukmin dengan sesuatu yang tidak ada padanya, maka Allah akan tempat ia di Radghatul Khabâl (tempat perasan tubuh berupa nanah dan lainnya) dari para penghuni neraka sampai ia berlepas diri dari yang ia katakan” (HR Ahmad).
Referensi
- An Nukat wa al ‘Uyûn karya Imam Mawardi I/251
- At Tashârîf karya Imam Yahya bin Sallam hal. 245-249
- Jâmi’ al Bayân ‘an Ta`wîl Âyy al Qur`ân karya Imam Thabari III/293
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
Editor Mohammad Nurfatoni