Al-Wasilah Al-Mutaghayyirah
Jika kita membaca hadirs tersebut hanya menggunakan kacamata teks, maka kita akan mendapati bahwa satu-satunya metode penentuan awal bulan adalah rukyatul hilal. Namun, seorang pakar hadis kontemporer bernama Syaikh Yusuf al-Qardawi yang wafat pada 26 September 2022 memiliki teori mengenai hermeneutika hadits, salah satu dari teorinya adalah al-Wasilah al-Mutaghayyirah.
Konsep ini sebenarnya membantu umat Islam dalam pengamalan hadits Nabi yang menyesuaikan keadaan zaman sekarang. Karena yang perlu digarisbawahi adalah, seluruh aspek yang dicontohkan oleh Nabi pada dasarnya ada yang bersifat lokal, temporal, dan universal. Maka, sangat riskan jika semua hadis dipukul rata dengan kacamata universal.
Teori al-Wasilah al-Mutaghayyirah memiliki konsep dasar bahwa “sesuatu yang memiliki tujuan tetap, bisa dilakukan dengan metode berbeda”.
Jika dahulu ada thibbun nabawi, maka selama tujuannya adalah sembuh bisa menggunakan resep obat dari dokter sekalipun tidak menggunakan thibbun nabawi. Jika dahulu ada siwak untuk membersihkan gigi, maka selama tujuannya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.
Dari dua contoh di atas saya yakin para pembaca juga memahami bahwa implementasi teori al-Wasilah al-Mutaghayyirah juga bisa diterapkan pada hadits tentang rukyatul hilal. Selama tujuannya adalah mengetahui bulan baru, maka sah-sah saja menggunakan hisab, terlebih metode ini sudah terbukti akurat.
Terakhir yang perlu penulis tekankan, sangat wajar terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah. Namun, alangkah baiknya jika semua kelompok dan individu menghormati landasan-landasan yang dipakai.
Mengklaim bahwa pendapatnya paling benar dengan membidahkan saudara sesama Muslim sama saja seperti mengklaim dirinya berada di jalan yang benar dan yang lain sedang berada dalam kesesatan. Semoga Allah merahmati kita semua. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni