• Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
Senin, Juli 7, 2025
  • Login
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
No Result
View All Result
Home Isu Aktual

Lansia dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits

Minggu 1 Oktober 2023 | 07:43
17 min read
122
SHARES
434
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Lansia dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits (Ilustrasi freepik.com premium)

Usia Lanjut Hambatan untuk Berkarya

Terkait dengan hal ini, Allah swt. berfirman:

“اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ” ﴿التوبة:41﴾

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (at-taubah 41).

Secara umum, ayat di atas berbicara tentang perintah untuk berjihad, baik dalam kondisi ringan maupun berat. Pengertian jihad di dalam Islam dibagi menjadi dua; pengertian khusus dan umum. Secara khusus, jihad berarti berperang berhadapan dengan musuh yang memusuhi Islam. Adapun pengertian jihad secara umum, mencakup segala usaha yang dapat mengantarkan manusia dapat berpihak atau mencintai al-Haq dan menjauhkannya dari hal-hal yang bertentangan dengan al-Haq. 

Dengan kata lain, jihad dalam pengertian umum adalah bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hal-hal yang dicintai oleh Allah seperti iman dan amal saleh, dan untuk menjauhi hal-hal yang dibenci oleh Allah seperti kufur dan kemaksisatan. Dengan pengertian umum seperti ini, maka segala aktivitas kebaikan manusia masuk dalam kategori jihad di jalan Allah.

Inspirasi dari sahabat Abu Ayub al-Anshari:

Terkait dengan ayat tersebut di atas, patut kita baca kembali kisah seorang sahabat senior bernama Abu Ayub al-Anshari. Sesampainya Rasulullah SAW di kota Madinah saat hijrah, hampir semua sahabat Anshar mempersiapkan diri dan berharap agar dapat disinggahi oleh Rasulullah. Bahkan ketika kendaraan/ onta yang dinaiki oleh Rasulullah melewati perkampungan Bani Salim, mereka menghadang dan berusaha memberhentikan Rasulullah, demikian halnya ketika melewati perkampungan Bani Saidah.

Namun Rasulullah ingin agar tidak ada sahabat yang kecewa jika rumahnya tidak terpilih menjadi tempat singgahnya sebelum selesai membangun Masjid Nabawi dan kamar beliau. Kemudian Rasulullah menentukan tempat singgahnya dengan cara membiarkan onta terus berjalan sampai berhenti dengan sendirinya, maka di tempat berhenti onta itulah tempat singgah Rasulullah SAW Ternyata yang terpilih dan mendapat kehormatan adalah rumah Abu Ayub al-Anshari. 

Abu Ayub al-Anshari termasuk sahabat yang dikaruniai oleh Allah umur panjang. Dia hidup di masa Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, hingga Usman bin Affan. Dengan demikian, hampir seluruh peperangan di setiap zaman selalu diikuti olehnya. Dia adalah veteran perang Badar, Uhud, Khandaq dan peperangan yang lain. Abu Ayyub mengisi hidupnya dengan jihad di jalan Allah. 

Jihad terakhir yang dia ikuti adalah saat Muawiyah menyiapkan pasukan untuk menaklukkan Konstantinopel. Saat itu, Abu Ayub sudah menginjak usia 80 tahun. Sebelum berangkat, Abu Ayub minta izin kepada anak-anaknya, dan mereka berusaha melarangnya karena sudah banyak peperangan yang diikutinya, namun Abu Ayub tidak bergeming, seraya dia membaca ayat di atas yang sudah menjadi syi’ar dalam hidupnya dan mengatakan kepada anak-anaknya, “Kalua kalian ikut berperang dalam kondisi ringan, maka saya dalam kondisi berat,” Beliau wafat dalam peperangan tersebut pada tahun 50 H dan dimakamkan di dekat benteng Konstantinopel, sebagaimana pesannya sebelum wafat, yang sekarang adalah kota Istambul, Turki.

Kisah Abu Ayub ini menginspirasi kita semua, terutama konsistensinya dalam memegang prinsip-prinsip Islam. Barangkali sikap konsisten ini adalah merupakan buah dari pembinaan yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabat. Seharusnya sistem pendidikan Islam dapat menciptakan pribadi-pribadi yang konsisten dalam memegang prinsip seperti Abu Ayub dan juga para sahabat yang lain, mereka tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas. 

Banyaknya usia tidak menghalangi mereka untuk tetap berada pada garis perjuangan, meskipun dilarang oleh anak-anaknya, tepat kokoh niatnya untuk berjihad. Demikian juga banyaknya prestasi yang pernah ditorehkan dalam perjuangan bersama Rasulullah dan para khulafaur rasyidin tidak membuat Abu Ayub sombong dan jumawah, melainkan semakin tunduk dan merasa belum cukup bekal untuk menghadap Allah swt., dia masih perlu terus berbekal diri, jangan sampai ketinggalan dari setiap langkah perjuangan.

Strategi untuk tetap berkarya:

Fenomena dalam kehidupan kita saat ini, banyak orang-orang yang sudah merasa cukup dengan prestasi yang pernah ditorehkan semasa muda, mereka merasa sudah cukup dan tidak perlu lagi berjuang saat usia sudah tua. Bahkan banyak orang-orang yang ketika usia lanjut meminta dispensasi atau keringanan dari perjuangan, padahal sudah jelas ayat di atas tidak ada dispensasi dalam perjuangan. 

Perjuangan tetap harus ditegakkan sampai kapan pun dan dalam kondisi apa pun, baik dalam kondisi ringan maupun berat, pada usia muda maupun sudah tua. Prinsip Abu Ayub al-Anshari sungguh sangat luar biasa, dia memahami ayat tersebut bahwa berjihad diusia muda itu masuk dalam kondisi ringan, sementara jihad di usia tua itu masuk kondisi berat, namun keduanya tetap harus dilaksanakan.

Sistem pendidikan Islam perlu difokuskan untuk dapat menciptakan generasi yang konsisten dan komitmen dengan al-Haq. Generasi yang terus menerus bekerja untuk Islam kapan pun dan di mana pun. Generasi yang selalu berjihad dalam arti yang luas hingga akhir kehidupannya. Sistem pendidikan Islam yang diterapkan di beberapa pesantren modern sepertinya dapat menjadi harapan akan munculnya generasi tersebut.

Terutama pesantren yang mendasari pendidikannya dengan al-Quran dan bahasa Arab sebagai media untuk memahami al-Quran. Lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis al-Quran ini perlu didukung dan dikembangkan, karena memang tidak ada acara lain untuk menyelesaikan problem kehidupan ini kecuali dengan al-Quran dan kembali kepada al-Quran. 

Sudah barang tentu ayat di atas seharusnya menjadi motivasi bagi kita semua untuk berbenah diri dan menjadi sadar hingga terus berjuang sampai kapan pun. Masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah terkait dengan umur yang diberikan kepada kita. 

Disamping itu, ayat tersebut juga seharusnya menyadarkan kita untuk selalu mengembangkan sistem pendidikan dan pembinaan generasi muda yang akan menjadi pengganti kita semua. Semoga usia yang diberikan oleh Allah kepada kita menjadi berkah, dengan senantiasa digunakan hanya untuk kebaikan. 

Dalam kondisi usia yang sudah tidak muda sekalipun, seharusnya kita tetap bisa aktif dalam dalam perjuangan, melaksanakan berbagai amal kebaikan untuk menambah bekal untuk rangkaian kehidupan berikutnya, yaitu kehidupan akhirat. 

Baca sambungan di halaman 4: Cara Memperlakukan Lanjut Usia

Page 3 of 5
Prev12345Next
Tags: Isu aktualLansia dalam Perspektif IslamUril Bahruddin
Share49Tweet31Send

Related Posts

KADER UNGGUL DAN MILITAN DIBINA DI MASJID (Hikmah Isra’ dan Mi’raj -1)

KADER UNGGUL DAN MILITAN DIBINA DI MASJID (Hikmah Isra’ dan Mi’raj -1)

by Saiful Ibnu Hamzah
Jumat 24 Januari 2025 | 03:33
103

Tarjihjatim.pwmu.co - Masjid sebagai pusat pembinaan kader unggul dan militan dalam masyarakat Muslim. Melalui refleksi...

Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?

Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?

by Syahroni Nur Wachid
Senin 3 Juni 2024 | 09:19
915

Ilustrasi freepik.com premium. Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?...

Hukum Membagikan Daging Kurban untuk Non-Muslim

Hukum Membagikan Daging Kurban untuk Non-Muslim

by Syahroni Nur Wachid
Minggu 2 Juni 2024 | 06:02
115

Ilustrasi freepik.com premium. Hukum Membagikan Daging Kurban untuk Non-Muslim Hukum Membagikan Daging Kurban untuk Non-Muslim:...

Adakah Puasa Sunnah Tarwiyah 8 Dzulhijjah?

Adakah Puasa Sunnah Tarwiyah 8 Dzulhijjah?

by Syahroni Nur Wachid
Sabtu 1 Juni 2024 | 08:40
96

Ilustrasi freepik.com premium. Adakah Puasa Sunnah Tarwiyah 8 Dzulhijjah? Adakah Puasa Sunnah Tarwiyah 8 Dzulhijjah?...

Meniatkan Kurban untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal, Bolehkah?

Meniatkan Kurban untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal, Bolehkah?

by Syahroni Nur Wachid
Kamis 30 Mei 2024 | 05:29
720

Ilustrasi freepik.com premium. Meniatkan Kurban untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal, Bolehkah? Meniatkan Kurban untuk...

Bolehkah Menyatukan Kurban dengan Akikah

Bolehkah Menyatukan Kurban dengan Akikah

by Syahroni Nur Wachid
Selasa 28 Mei 2024 | 06:15
258

Bolehkah Menyatukan Kurban dengan Akikah (Ilustrasi freepik.com premium) Bolehkah Menyatukan Kurban dengan Akikah; Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari, Alumnus Pendidikan Ulama Tarjih...

Populer Hari Ini

  • Doa setelah Makan yang Populer Ini Ternyata Haditsnya Dhaif

    Doa setelah Makan yang Populer Ini Ternyata Haditsnya Dhaif

    337 shares
    Share 135 Tweet 84
  • Hukum Selamatan Orang Meninggal Dijadikan Satu dengan Aqiqah

    1157 shares
    Share 463 Tweet 289
  • Mendapat WA Tahlilan Bukan Bidah, Bagaimana Menyikapinya?

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Maksud Hadits Umat Islam Pecah Jadi 73 Golongan

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Selesai Shalat Tahajud dan Dhuha, Harus Witir?

    125 shares
    Share 50 Tweet 31

Recent News

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38
77

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
402
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
127
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37
193
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Kirim Pahala untuk Orang Meninggal, Bisa Sampai?

Jumat 18 Agustus 2023 | 23:07
idul adha

Idul Adha 1445H di Indonesia, Mengapa Berbeda dengan Arab Saudi?

Minggu 9 Juni 2024 | 15:20

Manhaj Muhammadiyah Manhaj Salaf

Rabu 6 September 2023 | 21:30
Hukum Musik dan Nyanyian

Hukum Musik dan Nyanyian

Jumat 17 Mei 2024 | 09:14
Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Orang Tua Berkata-kata Tidak Baik

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Menghadapi Gendam Penipuan

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37

Hubungi Kami

Tarjih Jawa Timur

Tarjih Jawa Timur

Whatsapp : 0858-5961-4001
Email : pwmujatim@gmail.com

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In