Fenomena Langka Super Blue Moon pada 31 Agustus 2023, Oleh Amirul Muslihin, Anggota Divisi Hisab dan Falak Majels Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Tarjihjatim.pwmu.co – Tulisan ini diawali dengan mengutip Ali Imran Ayat 191:
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Apa kaitan ayat tersebut dengan dengan fenomena Super Blue Moon, akan dibahas di akhir tulisan.
Hisab astronomi dalam sejarahnya sudah berabad-abad yang lalu bisa mengetahui kapan fenomena fase-fase Bulan baik Ijtimak/konjungsi maupun Bulan Purnama/Full Moon itu berlangsung baik dalam suatu bulan Hijriah maupun dalam bulan-bulan Masehi.
Ada perbedaan berlangsungnya fase-fase Bulan dalam kalender Hijriah maupun Masehi yang belum banyak diketahui oleh orang awam. Sebagaimana siklus terjadinya konjungsi atau ijtimak di mana pada bulan kamariah dalam kalender Hijriah terjadinya ijtimak/konjungsi itu pasti hanya terjadi satu kali yakni pada setiap akhir bulan kamariah.
Namun tidak demikian dalam bulan-bulan Masehi, bisa saja dalam suatu bulan Masehi tidak terjadi ijtimak sama sekali atau juga hanya bisa terjadi satu ijtimak saja atau bahkan dalam satu bulan masehi bisa terjadi dua kali ijtimak.
Baca sambungan di halaman 2: Super Blue Moon