Jawaban
Memang dalam berumah tangga, kadang keuangan keluarga menggunakan model penafkahan, namun ada juga model open manajemen, semua pendapatan diserahkan kepada istri sehingga istri yang mengelola keuangan keluarga tersebut.
Dari cerita ibu tampaknya suami menggunakan model pertama. Ibu diberi nafkah, selebihnya uang disimpan sendiri. Maka jika ibu merasa kurang, ibu bisa membicarakannya dengan suami. Mungkin suami memiliki alasan jika ia memberi nafkah yang berlebihan, cobalah mendiskusikannya lagi.
Jika istri berkesimpulan suami memang pelit, maka istri boleh mengambil harta suami tanpa sepengetahuannya asal dalam batas wajar. Seperti itulah kasus istri Abu Sufyan di zaman Nabi.
Kepada suami perlu diingatkan, bahwa pemberian apapun semestinya dari yang terdekat, yakni istri dan anak-anaknya, dan tidak ada salahnya memberi ibu dan saudara-saudaranya jika kepentingan keluarga telah tercukupi.
Maka, jangankan ibu melihat isi dompetnya, mengambilnya tanpa izin pun diperbolehkan. Usahakan seperti ini jangan terjadi. Lebih elegan jika ibu menjelaskan kekurangan itu kepada suami. Insyaallah suami akan memahaminya, apalagi dia seorang yang saleh. Jika perlu suami memberi ibu dan adiknya lewat tangan Jenengan. Masyaallah, ibu akan bangga memiliki anak dan menantu yang peduli kepada orang tua. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni