• Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
Minggu, Juni 1, 2025
  • Login
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
No Result
View All Result
Home Kajian Al-Quran Kajian Reflektif Keislaman

Pendidikan Karakter dan Gerakan Anti Bullying

Rabu 29 Januari 2025 | 11:45
6 min read
82
SHARES
293
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

(Refleksi Peringatan Israk dan Mikraj Nabi Muhammad Saw)

Oleh Piet Hizbullah Khaidir
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an dan Sains al-Ishlah (STIQSI) Lamongan,
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, dan Ketua Divisi Kaderisasi dan Publikasi MTT PWM Jawa Timur

Tarjihuna.id – Paska dilantik menjadi menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa salah satu gebrakan filosofis dan mendasar yang akan dijadikan landasan kebijakannya adalah konsen kepada pembentukan karakter dan gerakan anti bullying. Saya melihat kebijakan ini sangat relevan bagi Pendidikan di Indonesia. Karena dua alasan, yaitu: Pertama, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pembiasaan karakter baik yang diterapkan mulai semenjak dini. Kedua, data lonjakan bullying (perundungan) yang terjadi di lembaga Pendidikan, utamanya sekolah menengah dan juga pesantren, telah mencapai angka yang mengkhawatirkan. Padahal, bullying akan merusak mental korban. Jika mental telah kena dampak bullying, akan sulit membentuk karakternya.

Membaca kebijakan Menteri Dikdasmen tersebut, bertepatan dengan Israk Mikraj Nabi Muhammad Saw., menginspirasi saya untuk membahasnya dikaitkan dengan narasi peristiwa agung tersebut. Narasi sebelum dan setelah peristiwa istimewa ini menyajikan dua nilai yang berkaitan dengan Pendidikan karakter dan Gerakan anti bullying. Narasi sebelum peristiwa adalah ketika terjadi bullying terhadap Nabi Saw., dari orang-orang yang menentangnya, Nabi Saw., selalu mendapatkan dukungan kekuatan moral dari istri dan pamanda tercinta agar terus melanjutkan misinya dan tidak terganggu dengan ulah para penentangnya. Narasi setelah peristiwa adalah di tengah cemooh dan bullying ketidakpercayaan dan anggapan absurd atas peristiwa Israk Mikraj, tampil sahabat sejati yang selalu mempercayai dan mendukung Nabi Saw., dengan sangat tulus. Poin pentingnya yang dapat digali adalah bagaimana orang-orang yang mendukung Nabi Saw., itu terbentuk karakternya, dalam memilih membela dan mendukung Nabi Saw., padahal pilihannya itu sangat tidak popular dan memiliki resiko yang berbahaya? Apa hubungan narasi Israk Mikraj ini dengan Pendidikan karakter dan Gerakan anti bullying? 

Definisi Bullying

Dalam American Psychological Association disebutkan bahwa bullying atau perundungan adalah suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulangkali dengan tujuan untuk melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain. Kata kuncinya: tindakan dengan sengaja, dan seringkali dilakukan secara berkelompok terhadap seseorang yang dianggap lemah. Dilakukan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau menindasnya. Kata kunci berikutnya: dilakukan oleh mereka yang cenderung merasa berkuasa, dan menganggap anak lain lebih lemah dibanding mereka yang melakukan bullying.

Bentuk yang dilakukan kelompok pelaku bullying ini di antaranya: intimidasi, ancaman, dan pengucilan. Dapat terjadi di lingkungan kerja, lingkungan sekolah, lingkungan pesantren, atau tempat-tempat lain yang memungkinkan orang berkumpul dan berkelompok dalam jumlah besar, seperti penjara, pasar, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Bullying

Bentuk bullying tersebut diperinci ke dalam jenis-jenis bullying, yaitu: Physical Bullying, Verbal Bullying, Social Bullying, dan Cyber Bullying.

Physical bullying adalah melakukan perundungan secara fisik dengan cara memukul, menendang, mencubit, menyundut dengan benda, menempeleng wajah, yang berakibat fisik terciderai, seperti terluka, memar, benjol, luka bakar tersundut puntung rokok, lebam pada wajah dan sekujur tubuh, dan lain semacamnya. Di samping melukai fisik seseorang, physical bullying dapat juga berupa perusakan barang pribadi seperti mencoret tembok rumah, mengacak-ngacak tempat bisnis, perusakan mobil, dan lain-lain.

Verbal bullying meski tidak meninggalkan bekas luka secara fisik, dipandang lebih berbahaya dampaknya. Perundungan verbal ini dapat dilakukan dengan cara menghina, mengejek dan merendahkan harga diri seseorang di hadapan publik. Penghinaan, ejekan, dan merendahkan dengan ungkapan pedas akan berbekas dan meninggalkan luka hati yang mendalam. Dapat merusak mental dan psikis korban.

Sementara itu, social bullying biasanya juga disebut dengan covert bullying (perundungan terselubung). Disebut demikian, karena perundungan sosial itu tidak mudah dideteksi. Tujuannya adalah merusak reputasi seseorang. Contohnya: menyebarkan gossip, mempermalukan di depan umum dengan lelucon, tatapan sinis dan mengajak orang lain untuk mengucilkan korban. Pada masa sekarang, social bullying dapat dilakukan lebih canggih melalui internet. Inilah yang disebut dengan cyber bullying.

Cyber bullying adalah social bullying yang dilakukan dengan penyebaran info atau pengiriman pesan melalui media sosial untuk tujuan yang sama seperti social bullying. Contoh dari cyber bullying, yaitu: mengirimkan pesan berupa teks atau gambar dengan nada melecehkan atau menghina dengan cara lembut ataupun sarkas, mengucilkan pertemanan dalam grup online dengan sengaja, mengunggah video atau foto untuk tujuan melecehkan dan merendahkan seseorang. Dampak keseluruhan seluruh jenis bullying adalah sama: merusak mental dan psikis korban. Ini tentu sangat berbahaya.

Data Kasus Bullying

Jika ditelaah data belakangan tahun 2024, catatan yang beredar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini berarti alarm bagi kita semua utamanya sebagai keluarga, pengelola Lembaga Pendidikan, dan juga Lembaga kerja baik swasta ataupun pemerintah. Data perundungan tahun 2024 menurut catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) terdapat 573 kasus kekerasan yang dilaporkan di lingkungan pendidikan, termasuk sekolah, madrasah, dan pesantren. Jumlah ini mengalami lonjakan yang signifikan. Sebab, dibandingkan tahun 2020 tercatat 91 kasus, kemudian meningkat menjadi 142 kasus pada tahun 2021, serta 194 kasus pada tahun 2022, dan 285 kasus pada tahun 2023.

Faktor Penyebab Tindakan Bullying

Salah satu faktor utama penyebab seseorang menjadi pembuli adalah pengalaman masa lalu yang penuh dengan kekerasan atau intimidasi. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan (baik itu rumah maupun sekolah maupun lingkungan tempat tinggal) yang dipenuhi dengan kekerasan, baik fisik maupun verbal, cenderung meniru perilaku tersebut.

Secara lebih terperinci, faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi pembuli adalah pernah melihat orang lain melakukan kekerasan, kesalahan pola asuh keluarga yang terlalu keras atau terlalu lembek, pernah menjadi menjadi korban pembulian, kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dan orang di sekitarnya, ingin memiliki kekuasaan dan memegang kendali, ingin dianggap popular, kurang edukasi dan empati.

Bila diperhatikan dan ditelaah dengan seksama, penyebab perilaku membuli itu ada tiga faktor kunci, yaitu: pernah mendapatkan contoh perilaku kekerasan atau mengalami kekerasan, pola asuh yang tidak baik dari keluarga, serta kurang perhatian, support, dan pembelajaran empati dari lingkungan sekitar (keluarga, lingkaran pertemanan, lingkaran tempat tinggal, dan lain-lain).

Pelajaran dari Israk Mikraj: Karakter Unggul dan Support Sekitar

Pelajaran berharga dari narasi Israk Mikraj jika dikaitkan dengan pendidikan karakter dan gerakan anti bullying dapat diambil dari karakter Nabi Saw., bagaimana beliau mendapatkan pendidikan dari keluarganya, perhatian serta dukungan tulus dari keluarga dan sahabat-sahabatnya, kehalusan budi yang lahir sebagai bentuk empati dari manusia agung ini.

Dari narasi sebelum dan setelah peristiwa Israk Mikraj, kita dapat melihat sebuah sistem sosial yang dibangun dengan fondasi wahyu ilahi telah melahirkan individu dan komunitasnya, yang hadir sebagai antitesa pembuli dan anti terhadap tindakan perundungan. Bahkan menariknya adalah ketika individu pembawa risalah kenabian ini mendapatkan kesempatan untuk melakukan perundungan balik, yang dihadirkannya justru contoh-contoh perilaku empati dan perilaku lembut dan baik terhadap para pembulinya.

Tengoklah ketika individu agung ini dilempari kotoran unta setiap pagi ketika berangkat ke Baitullah, mendapati pembulinya sedang sakit, dialah Saw., yang menjenguknya pertama kali sebelum sekongkolnya mengunjunginya. Kisah lain, ketika dia dan pengikutnya diintimidasi secara fisik dan mental; diboikot secara ekonomi; diusir dari negerinya tercinta; sebelum Israk Mikraj terjadi, semakin ditindas setelah pelindung utamanya yaitu istri dan pamandanya tersayang dipanggil keharibaan Allah; setelah Israk Mikraj, dicemooh karena dianggap berdusta dan halu dengan kisah absurdnya, pada saat memperoleh kesempatan memenangkan pertempuran dan kemenangan dalam Fath Makkah, dia dan pengikutnya tetap mengobarkan empati, pesan kedamaian, tanpa kekerasan, dan tanpa pertumpahan darah.  

Sebaliknya, individu dan komunitas persekongkolannya yang kafir, yang menentang kebenaran syari’at dan risalah kenabian, justru melahirkan pelaku bullying. Komunitas kafir ini ketika mendapatkan kesempatan untuk melakukan bullying, mereka akan melakukannya dengan penuh murka dan angkara. Tengoklah ketika mereka merasa menang pada perang Uhud, kaum kafir ini melampaui batas etika peperangan dengan berlaku curang terhadap Hamzah Ra., paman Nabi Saw., dan memakan jantungnya dengan sadis.

Penutup: Kontras Dua Karakter

Sungguh kontras dua karakter. Individu dan komunitas yang dididik dengan kekerasan, kecurangan, keculasan tanpa empati, kepengecutan, dan ketidakharmonisan, utamanya dari keluarga, saudara-saudaranya, sahabat-sahabatnya, dan lingkaran pertemanannya yang paling dekat, sungguh telah melahirkan Abu Lahab yang enggan menerima kebenaran, dan Abu Jahal bapaknya kebodohan, yang sukanya membuli Rasulullah Saw dan para pengikutnya.

Sebaliknya, individu dan komunitas yang dididik dengan kesalehan, kejujuran, empati, keberanian, kasih sayang penuh perhatian, dukungan tulus baik dari keluarga utamanya, saudara-saudaranya, sahabat-sahabatnya, dan lingkaran pertemanannya telah melahirkan karakter agung Nabi Saw., dan sahabat-sahabatnya. Telah lahir Khadijah dan Abu Thalib pendukung utama. Telah lahir Ali bin Abu Thalib, sepupu yang selalu menjadi pendamping setianya. Telah lahir Abu Bakar yang mendapatkan gelar Ash-Shiddiq karena kesetiaan dan kepercayaannya yang tulus kepada Nabi Saw., ketika Nabi Saw bercerita peristiwa Israk Mikraj yang dianggap oleh umum dan utamanya kaum kafir sebagai absurd dan tidak masuk akal.

Akhirul kalam, untuk melawan pembuli dan dampak perilakunya, kita butuh mencontoh karakter agung ini dalam implementasi pendidikan karakter dan gerakan anti bullying. Wallahu a’lam.

Tags: Anti BullyingIsrak MikrajPendidikan KarakterPiet Hizbullah Khaidir
Share33Tweet21Send

Related Posts

Peserta Didik Versus Murid

Peserta Didik Versus Murid

by Piet Hizbullah Khaidir
Kamis 6 Februari 2025 | 00:48
451

Refleksi Konseptual atas Perubahan PPDB Menjadi SPMB Oleh Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., MA. Ketua...

Pengobatan ‘Penyakit’ Generasi Stroberi

Pengobatan ‘Penyakit’ Generasi Stroberi

by Syahroni Nur Wachid
Selasa 10 Oktober 2023 | 05:29
393

Ilustrasi freepik.com premium Pengobatan 'Penyakit' Generasi Stroberi; Oleh Dr Piet Hizbullah Khaidir SAg MA Ketua STIQSI Lamongan; Sekretaris Pimpinan...

Mengelola Kaderisasi Generasi Stroberi

Mengelola Kaderisasi Generasi Stroberi

by Syahroni Nur Wachid
Kamis 28 September 2023 | 04:19
608

Mengelola Kaderisasi Generasi Stroberi (Ilustrasi freepik.com premium) Mengelola Kaderisasi Generasi Stroberi; Oleh Dr Piet Hizbullah Khaidir...

Masifikasi Perkaderan di Tengah Generasi Stroberi

Masifikasi Perkaderan di Tengah Generasi Stroberi

by Syahroni Nur Wachid
Sabtu 23 September 2023 | 06:54
654

Strawberry Generation (Ilustrasi freepik.com premium) Masifikasi Perkaderan di Tengah Generasi Stroberi; Oleh Dr Piet Hizbullah Khaidir SAg MA Ketua STIQSI...

Populer Hari Ini

  • Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?

    Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?

    214 shares
    Share 86 Tweet 54
  • Hukum Memakai Masker saat Ihram

    127 shares
    Share 51 Tweet 32
  • Hukum Selamatan Orang Meninggal Dijadikan Satu dengan Aqiqah

    1082 shares
    Share 433 Tweet 271
  • Hukum Membagikan Daging Kurban untuk Non-Muslim

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Adakah Puasa Sunnah Tarwiyah 8 Dzulhijjah?

    18 shares
    Share 7 Tweet 5

Recent News

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38
70

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
384
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
127
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37
191
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Kirim Pahala untuk Orang Meninggal, Bisa Sampai?

Jumat 18 Agustus 2023 | 23:07
idul adha

Idul Adha 1445H di Indonesia, Mengapa Berbeda dengan Arab Saudi?

Minggu 9 Juni 2024 | 15:20

Manhaj Muhammadiyah Manhaj Salaf

Rabu 6 September 2023 | 21:30
Hukum Musik dan Nyanyian

Hukum Musik dan Nyanyian

Jumat 17 Mei 2024 | 09:14
Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Orang Tua Berkata-kata Tidak Baik

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Menghadapi Gendam Penipuan

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37

Hubungi Kami

Tarjih Jawa Timur

Tarjih Jawa Timur

Whatsapp : 0858-5961-4001
Email : pwmujatim@gmail.com

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In