• Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
Sabtu, Mei 17, 2025
  • Login
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak
No Result
View All Result
Tarjih Jawa Timur
No Result
View All Result
Home Kajian Hadits

Dua Macam Perhitungan Amal di Hari Kiamat

Rabu 29 Mei 2024 | 06:37
7 min read
19
SHARES
69
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Ilustrasi freepik.com premium

Dua Macam Perhitungan Amal di Hari Kiamat; Oleh Fakhruddin Abu Amman Faqihuddin; Anggota Divisi Kaderisasi dan Publikasi MTT PWM Jatim

Tarjihjatim.pwmu.co – Beragam pertanyaan bermunculan tentang macam-macam dan cara hisab (perhitugan) atau keadaan di alam kubur. Dalam hadits dijelaskan siapa yang di-hisab munaqasah, maka dia akan disiksa. Dan orang Mukmin tidak akan melihat kecuali penampakan hisab. 

Di dalam al-Qur’an juga dijelaskan semua amalan manusia akan ditampakkan meskipun sebesar biji atom kebaikan atau keburukan. Maksudnya meskipun hanya air minuman maka ia termasuk suatu kenikmatan, dan ia akan di-hisab, tanpa melihat apakah dia mukmin atau kafir. 

Siksaan dan kenikmatan kubur telah ada ketetapan dengan nash (al-Qur’an dan hadits) serta ijmak. Pada dasarnya, siksa dan nikmat dalam kubur itu terjadi pada roh. Terkadang roh itu menempel di tubuh, sehingga siksaan atau kenikmatan itu mengenainya. 

Sementara hisab di dalam kubur tidak ada. Akan tetapi ada siksaan dari sebagian perbuatan yang dikerjakannya. Atau kenikmatan dalam kubur bagi pelaku kebaikan. Sementara hisab (perhitungan) itu nanti terjadi di mauqif (tempat penantian) Hari Kiamat.

Pada dasarnya, semua manusia akan di-hisab pada tempat penantian di Hari Kiamat. Kecuali ada sekelompok manusia, atas karunia Allah, akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksaan. 

Diriwayatkan oleh Tirmidzi (3357) dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turunnya ayat ini,

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنْ النَّعِيمِ

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (at-Takatsur  8).

Orang-orang mengatakan, ”Wahai Rasulullah, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami? Sesungguhnya hanya ada dua barang hitam; air dan kurma, sementara pedang-pedang kami ada di leher-leher kami sementara musuh sudah ada. Lantas, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya hal itu akan ada.” (dihasankan oleh Al-Albani dalam kitab Shahih At-Tirmidzi).

Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan terkait dengan ayat ini, “Yakni kemudian kalian benar-benar akan dimintai pertanggung jawaban di hari itu tentang mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan lain sebagainya, apakah kalian bersyukur dan beribadah kepada-Nya?” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/474).

Diriwayatkan dari At-Tirmidzi (2417) dan dishahihkannya dari Abi Barzah Al-Aslami Radhiyallahu ’Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Salam bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ 
صححه الألباني في ” صحيح الترمذي

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada Hari Kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi).

Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, “Qatadah berkata, ‘Sesungguhnya Allah akan menanyakan kenikmatan dan hak-hak-Nya yang dititipkan.’  Kenikmatan yang akan ditanyakan itu ada dua, satu macam yang diambil dengan cara halal dan ditunaikan pada haknya, maka akan ditanyakan cara mensyukurinya. Dan satu macam yang diambil dengan cara tidak halal dan ditunaikan bukan pada haknya, maka akan ditanyakan tentang penggunaannya.” (Ighatsatul Lahfan, 1/84).

Beliau juga mengatakan, “Masing-masing akan ditanyakan tentang kenikmatan yang diberikan padanya di dunia, apakah dia mendapatkannya dengan cara halal atau tidak? Kalau selamat dari pertanyaan ini, maka akan ditanyakan pertanyaan lainnya, apakah dia bersyukur kepada Allah Ta’ala sehingga dia gunakaan untuk ketaatan kepada-Nya atau tidak? Yang pertama ditanyakan tentang sebab penggunaannya dan kedua tentang tempat penggunaannya.” (Kitab Uddatus Shabirin, hal. 157).

Dua Jenis Hisab di Hari Kiamat 

Jenis pertama adalah hisab ‘ardh (penampakan), hal ini khusus bagi orang Mukmin, ditanya tentang amalan, ilmu, dan nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Maka dia akan menjawab sesuai dengan keterbukaan dadanya dan meneguhkan argumennya serta akan langgeng nikmat Allah atasnya.

Ketika ditunjukkan dosa-dosanya kepadanya, dia akan mengakuinya, kemudian Allah menutupi dan memaafkannya. Hal ini bukanlah hisab munaqasah, tidak memperinci serta tidak mempertegasnya. Dia akan mengambil catatan amalnya dengan tangan kanannya, dan akan kembali kepada keluarganya dalam kondisi bahagia karena dia selamat dari siksaan dan beruntung dengan pahalanya.

Dirwayatkan oleh al-Bukhari (6536) dan Muslim (2876) dari Aisyah Radhiyallahu ’Anha dari Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ قَالَتْ قُلْتُ أَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : ( فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ) ؟ قَالَ ( ذَلِكِ الْعَرْضُ)

“Barangsiapa yang hisabnya dimunaqasyah, maka ia tersiksa”. Aisyah berkata, ‘Aku bertanya, ‘Bukankah Allah telah berfirman ‘Maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Hal itu adalah Al-‘Ardh.’”

Al-Hafidz Rahimahullah mengatakan, “Al-Qurthubi berkata, ‘Makna dari ungkapan ‘Sesungguhnya itu adalah Al-‘Ardh (penampakan),’ yaitu hisab yang disebutkan di ayat tak lain adalah amalan-amalan orang Mukmin ditampakkan kepadanya sampai dia mengetahui anugerah Allah kepadanya ketika Allah menutupi dosa-dosanya di dunia dan diampuninya di akhirat.”

Diriwayatkan oleh Ahmad (24988) dari Aisyah berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tentang hisab yang ringan. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu hisab yang ringan?” Maka beliau bersabda,

الرَّجُلُ تُعْرَضُ عَلَيْهِ ذُنُوبُهُ ثُمَّ يُتَجَاوَزُ لَهُ عَنْهَا إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ صححه الألباني في “ظلال الجنة” (2/128

“Seseorang ditunjukkan dosa-dosanya, kemudian ia dimaafkan oleh Allah. Barangsiapa yang dimunaqasyah hisabnya, maka ia akan binasa.” (Dishahihkan Al-Albani dalam kitab Zhilalul Jannah, 2/128).

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Orang Mukmin itu dihisab, akan tetapi bukan hisab munaqasyah. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam,

 من نوقش الحساب هلك -أو قال- عذب لكنه حساب عرض  انتهى من “اللقاء الشهري (1/378)

“Siapa yang dihisab munaqasyah, dia akan binasa,” atau mengatakan, “disiksa.” Akan tetapi hisab Al-‘Ardh (penampakan).” (al-Liqa’ As-Syahri, 1/378).

Al-Bukhari (2441) dan Muslim (2768) meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا ؟ فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ . حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ : سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ. فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ . وَأَمَّا الْكَافِرُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ.

“Sesungguhnya Allah ketika orang beriman didekatkan, lalu bagian sisi badannya diletakkan kemudian ditutup, Allah berfirman, ‘Apakah kamu mengenal dosamu yang begini? Apakah kamu mengenal dosamu yang begini?’ Orang beriman itu berkata, ‘Ya, Tuhanku.’ Hingga ketika sudah diakui dosa-dosanya dan dia melihat bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman, ‘Aku telah merahasiakannya bagimu di dunia dan Aku mengampuninya buatmu hari ini.’ Maka orang beriman itu diberikan kitab catatan kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafik, Allah berfirman, ‘Dan para saksi akan berkata, ‘Itulah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Maka laknat Allah untuk orang-orang yang zalim.’”

Jenis kedua, hisab munaqasyah. Ini adalah hisab Allah kepada orang-orang kafir dan para pelaku maksiat dari kalangan orang-orang yang mengesakan Allah. Hisabnya akan panjang dan sulit sesuai dengan banyaknya dosa-dosa mereka. Para pelaku dosa dari kalangan orang yang mengesakan (Allah), Allah akan masukkan mereka ke dalam neraka dari orang yang dikehendakinya sampai beberapa waktu, kemudian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga selamanya.

Diriwayatkan oleh Muslim (2968) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu berkata, “Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada Hari Kiamat?’ Beliau menjawab, ‘Apakah kaliah kesulitan melihat matahari di siang hari tanpa ada awan?’ Mereka mengatakan, ‘Tidak.’ Beliau berkata, ‘Apakah kalian kesulitan melihat bulan malam purnama yang tidak ada awan?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda,

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ إِلَّا كَمَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا ) ،قَالَ ( فَيَلْقَى الْعَبْدَ فَيَقُولُ أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَأُسَوِّدْكَ وَأُزَوِّجْكَ وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالْإِبِلَ وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ بَلَى قَالَ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ؟ فَيَقُولُ : لَا فَيَقُولُ فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي ، ثُمَّ يَلْقَى الثَّانِيَ فَيَقُولُ أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَأُسَوِّدْكَ وَأُزَوِّجْكَ وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالْإِبِلَ وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ : بَلَى أَيْ رَبِّ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ ؟ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي ، ثُمَّ يَلْقَى الثَّالِثَ فَيَقُولُ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ آمَنْتُ بِكَ وَبِكِتَابِكَ وَبِرُسُلِكَ وَصَلَّيْتُ وَصُمْتُ وَتَصَدَّقْتُ وَيُثْنِي بِخَيْرٍ مَا اسْتَطَاعَ ، فَيَقُولُ هَاهُنَا إِذًا قَالَ ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: الْآنَ نَبْعَثُ شَاهِدَنَا عَلَيْكَ ، وَيَتَفَكَّرُ فِي نَفْسِهِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْهَدُ عَلَيَّ؟ فَيُخْتَمُ عَلَى فِيهِ وَيُقَالُ لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ انْطِقِي ، فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ وَذَلِكَ لِيُعْذِرَ مِنْ نَفْسِهِ وَذَلِكَ الْمُنَافِقُ وَذَلِكَ الَّذِي يَسْخَطُ اللَّهُ عَلَيْهِ.

‘Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Lalu Allah menemui hamba-Nya dan berkata, ‘Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan unta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?’ Maka ia menjawab, ‘Benar.’ Allah berkata lagi, ‘Apakah engkau telah meyakini akan menjumpai-Ku?” Maka ia menjawab, ‘Tidak,’ maka Allah berfirman, ‘Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakan-Ku.’ Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan menyampaikan seperti yang disampaikan sebelumnya. Lalu ia (orang itu) menjawab, ‘Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepada-Mu, kepada kitab suci-Mu dan rasul-rasul-Mu. Juga aku telah shalat, bershadaqah,’ dan ia memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab, ‘Kalau begitu, sekarang (pembuktiannya),” kemudian dikatakan kepadanya, ‘Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu.’ Orang tersebut berpikir di dalam hati, ‘Siapa yang akan bersaksi atasku?’ Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya, ‘Bicaralah!’ Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya. Itulah nasib munafiq dan orang yang Allah murkai.”

Syekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Para ulama Rahimahumullah 

berbeda pendapat tentang firman Allah:

لتسألن يومئذ عن النعيم

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (at-Takatsur 8).

Apakah maksudnya itu orang kafir ataukah maksudnya orang Mukmin dan orang kafir? Yang benar adalah bahwa maksudnya adalah orang Mukmin dan orang kafir. Masing-masing akan ditanya tentang kenikmatan. Akan tetapi, orang kafir akan ditanya dengan pertanyaan bernada penghinaan dan kebencian. Sementara orang Mukmin akan ditanya dengan pertanyaan bernada pengingatan. Pertanyaan orang Mukmin adalah pertanyaan mengingatkan akan nikmat Allah Azza wa Jalla kepadanya. Sampai dia senang dan mengetahui bahwa nikmat yang diberikan di dunia dengan mendapatkan kemuliaan nikmat di akhirat. Sementara pertanyaan pada orang kafir adalah pertanyaan bernada penghinaan dan peringatan. Wallahu a’lam. (*)

(Diringkas dari Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, 9/98).

Tags: Fakhruddin Abu Amman FaqihuddinKajian Hadits
Share8Tweet5Send

Related Posts

Hukum Wanita Memotong Kuku dan Rambut ketika Haid

Hukum Wanita Memotong Kuku dan Rambut ketika Haid

by Syahroni Nur Wachid
Jumat 31 Mei 2024 | 05:44
31

Ilustrasi freepik.com premium. Hukum Wanita Memotong Kuku dan Rambut ketika Haid Hukum Wanita Memotong Kuku dan...

Hukum Musik dan Nyanyian

Hukum Musik dan Nyanyian

by Syahroni Nur Wachid
Jumat 17 Mei 2024 | 09:14
8.6k

Achmad Zuhdi Hukum Musik dan Nyanyian; Oleh Dr H Achmad Zuhdi Dh MFil I, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah...

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Baik atau Buruknya

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Baik atau Buruknya

by Syahroni Nur Wachid
Jumat 29 Desember 2023 | 05:00
183

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Baik atau Buruknya (Ilustrasi freepik.com) Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Baik atau Buruknya; Oleh Ivana...

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Ukurannya

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Ukurannya

by Syahroni Nur Wachid
Kamis 28 Desember 2023 | 08:23
139

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Ukurannya (Ilustrasi freepik.com premium) Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Ukurannya; Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih...

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Waktunya

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Waktunya

by Syahroni Nur Wachid
Rabu 27 Desember 2023 | 09:40
196

Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Waktunya (Ilustrasi freepik.com premium) Tanda-Tanda Kiamat Berdasarkan Waktunya; Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan...

Ucapan Sahabat yang Setara dengan Sabda Nabi

Ucapan Sahabat yang Setara dengan Sabda Nabi

by Syahroni Nur Wachid
Selasa 19 Desember 2023 | 07:31
83

Ucapan Sahabat yang Setara dengan Sabda Nabi (Ilustrasi freepik.com) Ucapan Sahabat yang Setara dengan Sabda Nabi Oleh Ivana Kusuma, Ketua Majelis...

Populer Hari Ini

  • Hukum Selamatan Orang Meninggal Dijadikan Satu dengan Aqiqah

    Hukum Selamatan Orang Meninggal Dijadikan Satu dengan Aqiqah

    1047 shares
    Share 419 Tweet 262
  • Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Kehendak Allah Lebih Baik

    103 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Hewan Kurban atau Orang yang Berkurban?

    31 shares
    Share 12 Tweet 8
  • Pendidikan Karakter dan Gerakan Anti Bullying

    82 shares
    Share 33 Tweet 21

Recent News

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38
51
Rencana Allah Lebih Baik

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
369
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
127
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37
190
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Kirim Pahala untuk Orang Meninggal, Bisa Sampai?

Jumat 18 Agustus 2023 | 23:07
idul adha

Idul Adha 1445H di Indonesia, Mengapa Berbeda dengan Arab Saudi?

Minggu 9 Juni 2024 | 15:20

Manhaj Muhammadiyah Manhaj Salaf

Rabu 6 September 2023 | 21:30
Hukum Musik dan Nyanyian

Hukum Musik dan Nyanyian

Jumat 17 Mei 2024 | 09:14
Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Amalan agar Dimudahkan Jodoh

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Orang Tua Berkata-kata Tidak Baik

Mau Usaha Kerudung tapi Pinjam Uang Berbunga ke Koperasi, Bolehkah?

Menghadapi Gendam Penipuan

Pengembangan Manhaj Tarjih Dalam Konteks  Masyarakat Indonesia yang Multikultur

Kamis 15 Mei 2025 | 20:38
Rencana Allah Lebih Baik

Kehendak Allah Lebih Baik

Rabu 23 April 2025 | 08:06
Khutbah Idul Fitri 1446 H

Khutbah Idul Fitri 1446 H

Senin 31 Maret 2025 | 01:00
Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Tawhid Tiga Lapis Dhamir

Kamis 13 Februari 2025 | 06:37

Hubungi Kami

Tarjih Jawa Timur

Tarjih Jawa Timur

Whatsapp : 0858-5961-4001
Email : pwmujatim@gmail.com

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Al-Quran
  • Kajian Hadits
  • Tanya Jawab
  • Akidah
  • Waris
  • HPT
  • Fatwa
  • Hisab dan Falak

© 2023 Pimpinan Wilayah Jawa Timur

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In