Bentuk-bentuk Syafaat Rasulullah dan Cara Meraihnya oleh: Ivana Kusuma (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Blitar
Tarjihjatim.pwmu.co – Syafaat di akhirat adalah untuk memintakan kepada Allah agar seseorang diberi kebaikan yang dibutuhkan atau dihindarkan dari keburukan.
Bentuk-bentuk Syafaat Rasulullah di Akhirat
Pertama, Syafaat ‘Uzhmâ (syafaat terbesar), Kelak di Hari Kiamat matahari akan didekatkan hingga keringat manusia mencapai setengah telinga.
Kemudian Rasulullah Saw memohon agar Allah berkenan untuk mengadili para manusia atas apa yang mereka kerjakan di dunia.
Kedua, syafaat untuk orang yang amal baik dan amal buruknya sama, dan untuk (sebagian) mukmin yang telah divonis masuk neraka
Rasulullah Saw akan memberi Syafaat kepada umat beliau yang amal baik dan buruknya setara agar amal buruk mereka diampuni Allah, sehingga mereka langsung masuk surga tanpa merasakan neraka terdahulu.
Begitu juga sebagian umat beliau yang memiliki amal buruk lebih banyak sehingga diperintahkan masuk neraka, mereka diberi Syafaat oleh Rasulullah agar langsung masuk surga tanpa pernah mencicipi neraka.
Ketiga, Syafaat Untuk Meninggikan Penduduk Surga Agar Ditingkatkan Derajatnya.
Sebagian mukmin yang telah masuk surga akan diberi Syafaat oleh Rasulullah Saw agar surga mereka ditinggikan melebihi amal baik mereka.
Keempat, syafaat untuk mukmin yang masuk neraka agar dikeluarkan.
Sebagian mukmin yang telah masuk neraka akan diberi Syafaat oleh Rasulullah Saw agar dikeluarkan dari neraka sebelum habis masa hukumannya, dan lebih cepat masuk surga.
Kelima, syafaat untuk Abu Thalib agar siksa nerakanya diringankan.
Abu Thalib adalah paman Rasulullah Saw yang meyakini kebenaran ajaran beliau serta membela beliau, tetapi tidak mau masuk Islam.
Abu Thalib akan diberi Syafaat oleh Rasulullah Saw agar mendapat siksa paling ringan yaitu dipasang sandal di kakinya yang membuat otaknya mendidih.
Kemudian, cara meraih syafaat Rasulullah. Di antara cara agar mendapat ijin dari Allah untuk diberi Syafaat oleh Rasulullah Saw adalah dengan memperbanyak shalawat (dan salam) kepada beliau.
Rasulullah Saw bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
“Orang yang paling utama untukku pada Hari Kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Syaikh Abul ‘Ula al Mubarakfuri: “‘Paling utama untukku’ yaitu paling dekat denganku atau paling layak mendapatkan Syafaatku di antara manusia”.
Referensi
- Asy Syafâ’ah fi al Ḥadîts an Nabawiyy karya Dr. Abdul Qadir al Muhammadi hal. 24, 75-104
- Syarḥ al ‘Aqîdah ath Thaḥâwiyyah karya Imam Ibnu Abil ‘Izz -cet. Muassasah ar Risalah- hal. 283-290
- Tuḥfah al Aḥwadzi bi Syarḥ Jâmi’ at Tirmidziyy karya Syaikh Abul ‘Ula al Mubarakfuri II/608
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan